MUI PUSATJAKARTA – Sarasehan para da’i televisi di Kantor MUI akhirnya menyepakati pembentukan forum komunikasi para da’i televisi. Tujuannya, agar mereka dapat melakukan koordinasi dan saling berbagi pengalaman dakwah serta dapat menyamakan visi dakwah dalam tayangan televisi di tengah metodologi yang beragam.

Dalam kesempatan tersebut, para da’i televisi juga sepakat untuk mendirikan perkumpulan bernama Forum Da’i Indonesia. Para dai yang hadir dalam sarasehan itu menunjuk secara aklamasi beberapa da’i  untuk menjadi tim perumus yang natinya akan mengawal aktifitas perkumpulan tersebut, diantara yang terpilih: Ust. Yusuf Mansyur, Ust Bachtiar, Syarif Rahmat, Ust Ridwan, Ustadzah Lulung, Ustadzah Evie dan didampingi dari beberapa pengurus MUI: KH. Khoirul Huda, KH. Sinansari Ecip dan KH. Cholil Ridwan.

“Kita menyepakati kapan ngaji bareng (sesama ustadz), khususnya dalam masalah ruhiyah,  kita juga  perlu bincang semua persoalan yang muncul dan berbagi informasi. Tujuannya, agar temen-teman bisa meng-apdate hal-hal yang sudah dikerjakan dan yang akan bisa dilakukan dan semuanya bisa menjadi satu pintu,” kata Ustadz Yusuf Mansyur, Selasa (1/4/2014). Dia berharap, pengajian itu bisa dibimbing oleh MUI dalam bentuk hubungan antara guru dan murid.

Waketum MUI KH. Ma’ruf Amin menyambut positif wadah para da’i televisi itu, sehingga MUI tidak perlu bertemu kepada seluruh da’i guna menindak lanjuti permasalahan yang muncul. “Untuk mengaji bareng, MUI akan merancang dan mencari tema yang lebih pas seperti fiqh dakwah agar sesuai dengan kondisi yang ada,” kata Ma’ruf Amin. Bahkan dia berkomitmen, MUI bisa mencarikan pengajar yang paham persoalan dan bisa memberikan arahan-arahan kepada para da’i agar bisa memberikan pengaruh pada penampilan dan keilmuan mereka.

Terkait masih adanya sejumlah acara dakwah yang tidak sesuai dengan spirit agama Islam, KH. Ma’ruf Amin sepakat akan mendatangi sejumlah stasiun televisi agar mereka mau membuat komitmen untuk memperbaiki siaran dakwah Islamiyah di televisi.

Sementara itu, Wakil Ketua KPI Iddy Muzayyad menyimpukan, secara umum tidak semua acara dakwah jelek, meskipun tidak semua acara dakwah sudah bagus, ada yang sudah berhasil dan tidak semua bisa mengawinkan antara dakwah dan kebutuhan televise. “Karena dakwah di televise ada kekhususan dan pelaku dakwah di televise tidak tunggal, karena di televisi terkait dengan packaging,” kata Iddy Muzayyad.

Menurutnya, tantangan dakwah di televisi semakin kuat dan packaging sangat ditentukan. “Oleh karenanya perlu dikombinasikan antara sisi materi yang berbobot dengan kemasan yang menarik,” imbuhnya
.
Dia mengakui, terkadang ada materi yang berbobot, tetapi dengan penyampaian yang monoton, sehingga penonton bisa mengantuk, kadang ada acara yang kemasan bagus tetapi isinya kosong. “Ini tidak mudah, tetapi bukannya tidak mungkin mengarahkan acara dakwah di televisi bisa lebih bermartabat.” Untuk mewujudkan tayangan dakwah yang bermartabat, kata Iddy, perlu sinergi dari semua lini, dari mulai produser hingga kepada para elit yang menjadi pemilik di stasiun televisi. (mui)