Saudaraku…
Tidakkah engkau ingat mulanya dirimu ?
Mulanya dirimu adalah air yang hina, yaitu mani. Allah ‘azza wajalla berfirman,

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [المرسلات : 20

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina.” (Qs. al-Mursalat : 20)

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى . أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى [القيامة : 36 ، 37]

“Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) ? bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).” (Qs. al-Qiyamah : 36-37)

Itulah mulamu. Lalu, apa akhirmu nantinya di dunia ini ?
“Bangkai”, itulah akhir perjalananmu di kehidupan dunia ini. Allah ‘azza wajalla berfirman,

ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ [المؤمنون : 15]

“Kemudian, setelah itu, sungguh kamu pasti mati.” (Qs. al-Mukminun : 15)

Maka, mengherankan jika dirimu yang mulanya air yang hina, akhirnya bangkai yang tak disuka menyombongkan diri terhadap sesama, apalagi menjadi pembangkan, pembantah yang nyata terhadap Sang Pencipta, tidak mau taat, tunduk dan patuh kepada-Nya.

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ [النحل : 4]

“Dia telah menciptakn manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.” (Qs. an-Nahl : 4)

Telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib semoga Allah meridhainya bahwa ia berkata :

عَجِبْت لِابْنِ آدَمَ يَفْخَرُ وَأَوَّلُهُ نُطْفَةٌ مَذِرَةٌ وَآخِرُهُ جِيفَةٌ قَذِرَةٌ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَحْمِلُ الْعَذِرَةَ

“Aku heran terhadap anak Adam (manusia) bagaimana ia membangga-banggakan diri dan menyombongkan diri, sementara mulanya adalah air mani dan akhirnya adalah bangkai yang kotor dan keadaan dirinya di antara keduanya (mula dan akhirnya) membawa kotoran.”

📚 (Bariiqah Mahmuudiyah Fii Syarhi Thariiqah Muhammadiyyah Wa Syari’ah Nabawiyyah,3/255)