Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فِيماَ رَوَى عَنِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ: ياَ عِباَدِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا

 “Dari Abu Dzar, dari Nabi, dari apa yang diriwayatkan dari Allah, Dia berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah berbuat salah di malam dan di siang hari, dan Aku mengampuni semua dosa.’” (HR. Muslim, no. 2777).

Penjelasan hadits

Manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam pelaksanaanya, manusia tidak bisa sempurna, karena manusia tempatnya kesalahan dan lupa. Sebagaimana yang disebut dalam hadits qudsi di atas:

ياَ عِباَدِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ

 “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah berbuat salah di malam dan di siang hari.”

 Dan sebaik-baik jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya.

Syaikh Abdul Muhsin berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan atas hamba-Nya untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan hamba memiliki kekurangan dalam menjalankan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepada mereka.

Jalan selamat dari hal tersebut adalah mereka kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bertaubat dari dosa-dosa mereka dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengampuni mereka. Disebutkan dalam hadits:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

“Setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat (kepada Allah).” (HR. Ibnu Majah, no. 4251).

Luasnya ampunan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai sifat-sifat yang terpuji, dan di antara sifat tersebut adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha pengampun terhadap para hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 “Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ma’idah: 39).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni segala dosa, sebagaimana yang Dia firmankan dalam hadits qudsi di atas:

وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا

 “Dan Aku mengampuni semua dosa.”

Amalan-amalan yang dapat mendatangkan ampunan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka syariat-syariat-Nya juga dapat mendatangkan ampunan bagi para hamba-Nya. Di antara syariat-syariat tersebut adalah:

1. Beriman dan beramal shalih

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَحْسَنَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ

 “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 7).

 2. Mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31).

 3. Menyempurnakan wudhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

 “Tidaklah salah seorang diantara kalian mendekatkan air wudhunya lalu berkumur, memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya, melainkan dosa-dosa muka, mulut dan hidungnya akan berjatuhan (bersama air), kemudian jika dia membasuh mukanya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah melainkan dosa-dosa mukanya akan berjatuhan dari ujung jenggotnya bersama air, kemudian (jika) dia membasuh kedua tangannya bersama sikunya melainkan dosa-dosa tangannya akan berjatuhan dari ujung jari-jemarinya bersama air, kemudian (jika) dia mengusap kepalanya melainkan dosa-dosa kepalanya akan berjatuhan dari ujung rambutnya bersama air, kemudian (jika) dia membasuh kedua kakinya sampai dengan mata kakinya melainkan dosa-dosa kakinya akan berjatuhan dari jarijari (kakinya) bersama air, kemudian jika dia berdiri mendirikan shalat, lalu dia memuji Allah, menyanjung dan mengagungkan-Nya dengan semestinya, dan menfokuskan hatinya untuk Allah, melainkan dia akan terbebas dari kesalahannya sebagaimana ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Muslim, no. 832).

 4. Melangkahkan kaki menuju shalat berjama’ah di masjid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوْءَ ، ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلاَةِ الْمَكْتُوْبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ

 “Barang siapa yang berwudhu untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya, lalu melangkahkan kakinya menuju shalat fardhu, lalu ia shalat bersama manusia atau berjama’ah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim, no. 232).

5. Menyembunyikan sedekah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271).

Saudaraku sekalian, siapapun kita pasti berbuat salah, tetapi janganlah pernah kita berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah, karena ampunan Allah bak lautan yang tak bertepi. Poin-poin di atas hanya sedikit contoh dari sekian banyak amalan yang mampu mendatangkan ampunan Allah. Wallahu a’lam. (Abu Sa’ad Muhammad Farid, Lc.).

Referensi:

1. Mukaffiratu adz-dzunub wa alkhathaya wa asbabul maghfirah min al-kitab wa as-sunnah, Sa’id bin ‘Ali bin Wafh al-Qahthani.

2. Fathul Qawiyyil matiin, Abdul Muhsinal-‘Abbad al-Badr, dll.__