YerusalemYERUSALEM – Aksi tembak mati yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap seorang hakim Yordania keturunan Palestina telah menjadikan hubungan Negara Yordania dan Palestina memanas lagi dengan Negara Israel.

Pria yang diidentifikasi oleh pihak Palestina sebagai Raed Zeiter (38) dikalim oleh tentara Israel telah melakukan pemukulan terhadap para tentara dengan menggunakan logam sehingga mendorong tentara Israel untuk menembak kakinya. Mereka kemudian menembak mati pria tersebut karena telah mencekik seorang tentara Israel.

Namun, pernyataan lain yang berbeda disampaikan oleh seorang saksi dari pihak Palestina, bahwa pria itu ditembak setelah terjadi adu mulut mengenai sebatang rokok. Insiden ini pun masih terus diinvestigasi oleh otoritas kepolisian setempat yang bekerja sama dengan kepolisian Yordania.

Insiden ini bukan hanya membuat otoritas Yordania bersitegang kembali dengan Israel, pihak Palestina pun tidak terima dengan adanya insiden itu. Terlebih Beberapa jam setelah kematian Zeiter, tentara Isreal kembali menembak mati seorang warga Palestina berusia 20 tahun di dekat kota Ramallah, di wilayah Tepi Barat. Militer Israel mengatakan warga Palestina itu telah melempari para tentara dengan batu.

Insiden itu terjadi pada Senin (10/3) ketika pasukan Israel melepaskan tembakan di Allenby Bridge, yakni perbatasan penyeberangan antara Tepi Barat dan Yordania. Tidak lama kemudian, insiden itu memicu terjadinya unjuk rasa di Amman menuntut pengusiran duta besar Israel dan pencabutan perjanjian perdamaian 1994 di antara kedua negara tersebut. Yordania juga menyerukan agar penembak dari tentara Israel untuk dihukum.

Setelah kejadian itu, pada hari selasa (11/3) Israel menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut. Pernyataan itu disampaikan secara resmi oleh Perdana Menteri Benyamin Netanyahu melalui kantornya, “Israel menyampaikan penyesalan atas meninggalnya hakim Raed Zeiter kemarin (Senin) di pintu perbatasan jembatan Raja Hussein (Allenby) dan kami menyampaikan simpati kepada rakyat dan pemerintah Jordania.”

Sumber: Republika/AFP

Oleh : Saed As-Saedy