Asy-Syibli Rahimahullah pernah ditanya,⁣⁣
“Manakah yang lebih utama, bulan Sya’ban atau bulan Ramadhan?”⁣⁣⁣⁣
Lantas ia menjawab,⁣⁣
Jadilah kalian seorang rabbani dan bukan sya’bani, karena amalan Nabi adalah amalan yang kontinu (terus menerus).”
(Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hal 222)⁣⁣
⁣⁣
Dari perkataan ini ada satu pelajaran bahwa ibadah seyogyanya tidak bersifat musiman. Tapi bersifat kontinu sekalipun sedikit. Inilah yang dilakukan dan wasiatkan oleh Nabi.⁣⁣
⁣⁣
Ketika Ramadhan rajin bersedekah. Setelah Ramadhan usai tidak lagi bersedekah. Saat Ramadhan tidak pernah ketinggalan shalat tarawih. Setelah berlalu Ramadhan, shalat malam pun kembali alpa. Dan seterusnya. Ini bukan yang Nabi kehendaki. ⁣⁣
⁣⁣
Akan tetapi, terus menerus (istiqamah) dalam beribadah dan beramal shalih sekalipun sedikit. Dan ketika tiba Ramadhan, ibadah itu semakin ditingkatkan karena keutamaan dan kemuliaan waktu yang Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى sediakan.⁣⁣
⁣⁣
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
⁣⁣

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ⁣⁣

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara kontinu (terus menerus) walaupun sedikit.” ⁣⁣⁣ ⁣(HR. Muslim, no. 1866)⁣⁣