Merasa sial ketika melihat kejadian tertentu, seperti burung gagak hinggap di atas rumah, cermin jatuh ke lantai, ular masuk ke dalam rumah, dan yang lainnya. Lalu dikaitkan akan terjadi keburukan menimpa diri atau keluarganya. Ini disebut thiyarah.

Perkara ini bukan hal yang baru, sejak masa jahiliyah sudah ada dan banyak tersebar. Tidak sedikit seseorang mengurungkan niatnya melakukan sesuatu karena melihat pergerakan burung atau hewan lainnya. Perasaan semacam ini jelas sangat mengusik batin seseorang. Tapi banyak orang yang meyakininya.

Jika dibiarkan, ini sangat berbahaya. Bisa jatuh dalam kesyirikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ

“Thiyarah itu syirik.” (HR. Ahmad, no. 3504)

Seorang muslim tidak boleh mempercayainya. Jika terlintas segera tolak perasaan itu dan jangan pedulikan sedikit pun. Lalu bertawakallah kepada Allah dalam segala urusan. Karena thiyarah (merasa sial) hanyalah bisikan setan yang tidak ada pengarunya terhadap qadha dan qadar Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Thiyarah) itu hanyalah angan-angan yang mereka dapatkan dalam dada mereka, maka hendaknya hal itu jangan menghalangi mereka (dari tujuan mereka).” (HR. Muslim, no. 836)

Selain itu, untuk menghilangkan perasaan sial yang muncul, dan agar tidak terus menerus mengusik hati. Maka banyaklah berdoa kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak melanjutkan aktivitasnya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena melihat burung atau yang lainnya) maka sungguh dia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya, “Lalu apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “hendaklah dia berdo’a,

اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

ALLAHUMMA LAA KHAIRA ILLAA KHAIRUKA WALAA THAIRA ILLA THAIRUKA WALAA ILLAAHA HAIRUKA

“Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu. Dan tidak ada kesialan kecuali kesialan (yang ditakdirkan oleh)-Mu. Dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Ahmad, no. 6748, Hadits shahih)