Ratusan kaum Muslimin Swedia, Ahad, berdemostrasi di depan gereja Angelica, sekte 50 di Stockholm guna memprotes beberapa statement seorang misionaris yang melecehkan Rasulullah SAW.

Demo yang diikuti sekitar 400 orang berdasarkan laporan pihak kepolisian itu, di antaranya terdapat puluhan anak-anak yang membawa bendera putih serta kaum wanita yang mengenakan hijab terkonsentrasi di depan gereja Philadelphia, yang merupakan pusat gerakan sekte 50 di Swedia. Ronar Sogareth, berusia 37 tahun asal Norwegia yang tinggal di Swedia telah melakukan penghinaan terhadap Islam dan Nabi Islam, Muhammad SAW di gereja itu.

Sogareth yang memiliki kelompok keagamaan khusus di dalam ‘khotbah’nya bulan maret lalu yang sejak itu juga dijual setelah ditransfer ke dalam CD berjudul ‘Muhammad Bukan Tuhan’ melontarkan kritikan tak berdasar kepada Nabi SAW dan proses pernikahannya dengan ‘Aisyah RA.

Misionaris Swedia itu saat ini mendapatkan pengamanan khusus dari pihak kepolisian sejak ia menerima ancaman akan dibunuh. Para demonstran Muslim di Swedia membawa poster-poster yang sebagiannya bertuliskan “Ronar Tidak Mengikuti Ajaran Yesus” “Pecehan, No!!.”

Selain itu, di jalan-jalan disebarkan maklumat yang ditandatangani kaum Muslimin Swedia yang isinya, “Kami menuntut Ronar untuk meminta ma’af dan kepada gereja Philadelphia agar mengumumkan secara terbuka ke publik ketidaktersangkutannya dengan statement-statement Ronar.”

Maklumat iu juga menyebutkan, “Statement-statement Ronar itu sangat murahan dan mengundang olok-olokan kaum intelek.” Tidak lupa, maklumat tersebut mengingatkan bahwa pada masa Nabi Muhammad SAW memang banyak para pemudi y ang menikah di usia yang sangat muda sekali.

Ronar Sogareth merupakan sosok kontroversial di mana ia tidak memiliki perwakilan yang dapat diandalkannya di Swedia. Ia dikenal secara khusus karena berhasil mengawini seorang penyanyi Swedia, Scharola Highfist yang sudah bercerai dengannya dan juga kencan-kencannya dengan beberapa bintang pertunjukan.

Dalam pada itu, setelah media Swedia menyerangnya gara-gara statement-statement permusuhannya terhadap Islam dan Nabi Islam minggu lalu, misionaris tersebut berusaha untuk mencari-cari alasan seputar sikapnya tersebut. Dalam sebuah tayangan telivisi setempat ia berkata, “Saya sebenarnya hanya mengetengahkan suatu penyebutan yang tujuannya hanya untuk ‘mencandai’ semua agama, termasuk juga agama kristen sendiri.”

Sementara itu, Syaikh Hasan Musa, ketua Dewan Umat, di Swedia mengajak kaum Muslimin Swedia untuk menahan diri, membawa permasalahan itu kepada pihak pengadilan dan tidak main hakim sendiri. Hal ini sehubungan dengan beberapa laporan yang menyebutkan adanya ancaman bunuh terhadap misionaris yang telah melecehkan dzat Rasulullah SAW itu.

Syaikh Hasan yang merupakan ulama besar di Swedia, juga mengatakan, “Sekali pun adanya komentar-komentar yang melukai jutaan kaum Muslimin di seluruh dunia, namun tidak seharusnya hal itu menimbulkan tindakan-tindakan kekerasan seperti yang terjadi di Belanda tahun lalu terhadap seorang sinais Van Goch yang dibunuh setelah kelancangannya terhadap Islam dalam salah satu tulisannya. (istod/AH)