Lapangan asy-Syahid Muhammad ad-Durrah yang berlokasi di universitas Nuakchott menyaksikan demonstrasi besar yang dikoordinir oleh para mahasiswa Meuritania sebagai bentuk penolakan atas kunjungan yang rencananya akan dilakukan menlu pendudukan Zionis, Slevan Shalom ke negeri itu minggu depan.

Para demonstran itu menuntut pemerintah Meuritania untuk membatalkan kunjungan tersebut dan memutus hubungan diplomatik dengan Israil sembari mengancam akan bergerak menuju kedubes Israil di ibukota, Nuakchott guna melemparinya dengan batu.

Seperti yang dilansir surat kabar al-Khaleej, aparat keamanan dan kepolisian setempat bertindak refresif. Mereka yang dilengkapi persenjataan lengkap itu mengepung para demonstran di dalam kampus dan mengancam akan bertindak kasar bila para mahasiswa tidak menghentikan tuntutan mereka.

Dalam pada itu, kelompok Islamis Meuritania mengecam keras keterangan yang dikeluarkan kementerian dalam negeri yang menyatakan bahwa alasan penangkapan terhadap beberapa pemimpin dan aktifis Islam adalah karena mereka merupakan ‘sel terorisme’ yang baru saja berhasil ditumpas.

Seorang tokoh Islam terpandang di Meuritania, Muhammad Ghulam mengatakan, pemerintah berusaha untuk memberangus sebuah kelompok besar yang dikenal memiliki pandangan moderat. Tindakan ini dilakukan seiring dengan upaya yang dimulai beberapa pemerintah negara Arab yang memerangi kelompok seperti ini di mana selama sekian lama memilih untuk menempuh jalan kompromi dengan kelompok yang juga nasionalis-reformis ini setelah yakin bahwa pemberangusannya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Salah satu sebabnya adalah karena kelompok ini secara realitas mewakili mayoritas umat yang lebih memilihnya dan melihatnya benar-benar memahami penderitaan umat, memperjuangkan aspirasi mereka serta menjadi pembela sebenarnya terhadap prinsip-prinsip dan kepentingan mereka.

Muhammad Ghulam adalah sekjen ‘Pagar Nasional Anti Penyusupan Zionis’, yang merupakan organisasi yang secara lantang menolak dibukanya hubungan diplomatik dengan Israil di Meuritania. Ia sekarang masih dalam persembunyiannya setelah masuk dalam daftar pencarian orang oleh pihak keamanan.

Sebuah sumber dari kelompok oposisi terbesar Meuritania mengatakan bahwa propaganda baru terhadap kelompok Islam benar-benar telah menghilangkan kesempatan berdialog yang baru-baru ini telah dimulai dalam komunitas kerja sama yang diberi nama ‘Club dialog dan konsolidasi’. Di dalam club ini bergabung mayoritas partai-partai yang pro dan kontra terhadap pemerintah untuk pertama kalinya di mana digelar sebuah seminar yang mendiskusikan permasalahan seputar bagaimana cara mencari titik temu antara sekian banyak kelompok politik di negeri itu. (ismo/AS)