Aparat kepolisian Turki berhasil menyingkap upaya percobaan pembunuhan yang dilakukan terhadap perdana menteri Rajab Erdogan malam senin lalu. Jaksa penuntut umum di kota Cotahia mengumumkan, upaya tersebut rencananya akan dilakukan dengan menggunakan pistol yang disimpan seorang laki-laki suruhan dalam lipatan roti saat Erdogan sedang menghadiri acara peringantan tahun ajaran baru.

Pengadilan tinggi Turki telah melakukan penyidikan terhadap tersangka yang telah ditangkap bernama Mushtafa Baghdad untuk mengetahui motif di balik upaya percobaan pembunuhan tersebut; apakah hanya sekedar tindakan individu atau kah terencana. Pasukan pengamanan khusus Erdogan telah berhasil menggagalkan upaya pembunuhan pada detik-detik terakhir ketika memberhentikan Baghdad yang berasal dari kota Marsheen, sebelah selatan negara. Saat itu, tersangka berupaya mendekat ke arah perdana menteri sementara di kantong kertas kecil yang dibawanya berisi dua potong roti, dan pistol tersebut dilipat di salah satunya.

Aparat keamanan Turki pada hari Jum’at lalu, telah menangkap 28 anggota Hizbut Tahrir, partai terlarang di negeri itu, saat mereka melakukan demonstrasi di depan masjid terbesar di Ankara, tepat saat Erdogan juga melakukan shalat, tepatnya setelah terjadi bentrok fisik antara kedua belah pihak.

Setelah kejadian itu, aparat keamanan melakukan penyisiran besar-besaran terhadap para kader partai tersebut di Ankara dan Istanbul sehingga berhasil menjaring 32 orang anggotanya.

Dalam pada itu, Erdogan yang kemarin barusan pulang dari New York untuk menghadiri pertemuan puncak internasional, menegaskan bahwa dirinya akan tetap maju menjalankan programnya merealisasikan demokrasi di Turki, sekali pun ada upaya percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Ia mengatakan, “Siapa pun yang menjalani misi politik pasti akan mengalami sedikit dari upaya-upaya provokasi dan protes.” Sebab menurutnya, semua lapisan masyarakat pastilah tidak mungkin akan selalu setuju dengan seluruh pandangannya.

Saat ini, Erdogan juga tengah menghadapi gelombang protes yang cukup meluas di kalangan kaum nasionalis Turki dan partai-partai agama karena sikapnya dalam menangani permasalahan Kurdi, khususnya pembicaraannya seputar perlunya menempuh jalan damai dalam memecahkan permasalahan tersebut. (istod/AS)