LONDON– Sebuah bar bernama Whitley Tavern harus rela menjadi sebuah ruang sholat bagi umat Muslim dan aula pusat masyarakat Muslim Inggris.

The Whitley Muslim Education Trust sedang menggalang dana sebesar £ 620.000 untuk membeli bar Northumberland Avenue, yang dijual oleh Enterprise Inns menggunakan agen real estate berbasis Buckinghamshire, Duncan, Bailey, Kennedy.

Sejak kedai bir tersebut tutup pada Februari 2010 lalu, beberapa unjuk rasa telah dilakukan penduduk sekitar agar bar itu tetap sebagai bar.

Pada bulan Juni tahun lalu, perumahan Catalyst berencana menghancurkan bar yang kosong itu, dan menggantinya dengan 22 kamar 22 kamar dan dua rumah, namun tidak diberikan respon yang hangat dari penduduk setempat dan para konselor.

Trust yang sekarang sedang mencoba untuk menghidupkan dukungan dana untuk menciptakan sebuah ruang doa, pusat pendidikan, perpustakaan dan pusat pameran Islam. Anggota Trust Manzoor Hussain, dari Whitley Wood, berkata, “Kami ingin menjadikan bar tersebut sebagai pusat masyarakat Muslim.”

“Saya kira ada kebutuhan besar akan pusat Islam bagi South Read yang memiliki 330 Muslim. Kita tahu ada dukungan untuk bangunan tersebut untuk tetap sebagai bar. Kami tahu bahwa bar merupakan salah satu tempat haram bagi umat Muslim, namun kami yakin citra tersebut dapat berubah jika Masjid ini berhasil didirikan.”

“Kami telah mengajukan penawaran kepada agen real estat dan sekarang mencoba untuk mengumpulkan uang.”

Trust telah mendistribusikan selebaran ke keluarga Muslim Whitley dengan harapan dapat mengumpulkan dana awal sebesar £ 100,000 untuk hipotek.

Rencana itu termasuk membuat aula untuk sholat harian, sholat Jumat, dan Sholat Ied.

Selain itu, tempat tersebut rencananya juga digunakan sebagai tempat untuk mengajarkan Al-Quran dan memberikan pelajaran bahasa Arab kepada penduduk setempat. Ia juga ingin menawarkan kelas TI pada tingkat yang berbeda dan mengadakan acara-acara masyarakat dan kebudayaan.

Brosur yang meminta orang untuk menyumbangkan £ 250 per rumah menuliskan, “Karena sekarang Whitley Tavern telah menjadi fokus dari masyarakat.

“Sementara beberapa anggota ingin melihat bar semacam itu sebagai tempat dengan anti-masalah sosial.”

“Masyarakat Muslim menganggap bangunan ini tetap dapat dipakai masyarakat dan dimanfaatkan sebagai tempat untuk berjamaah.”

Seorang warga Whitley, yang tidak ingin namanya disebutkan, berkata, “Setelah berbicara kepada beberapa orang termasuk orang-orang yang tinggal di kedua sisi properti tersebut, secara umum menyatakan perasaan bahwa para penduduk tidak menginginkan didirikannya sebuah Masjid. Orang-orang yang cukup takut tentang gagasan itu.”

Sementara itu pembangunan Masjid Abu Bakar di Oxford Road mulai berjalan setelah sebelumnya dikritik karena kemajuannya yang lambat.

Menulis di website Masjid pada hari Minggu, 14 Juni lalu, Khairun Jazaku menuturkan, “Pemasangan bata sekarang sedang berjalan dan pekerjaan pembuatan ruang bawah tanah juga telah dimulai.”

“Jendela, atap, dan kubah semua harus dilakukan bersama-sama dengan pemasangan bata dan ini bukan tugas kecil. Kita harus meningkatkan dana untuk memastikan bahwa tidak ada jeda dalam pekerjaan penting ini.”

Menjadikan tempat umum sebagai Masjid merupakan hal yang lumrah terjadi di Eropa dan AS.

Seperti yang terjadi di wilayah Rock Hill, AS, dimana umat Muslim menjadikan sebuah pusat perbelanjaan sebagai tempat ibadah bersama. (smc/an)