Hikmah Penciptaan Bintang-bintang dan Kegunaannya

Coba perhatikan hikmah yang Allah ciptakan pada bintang-bintang yang bertaburan di langit dan keajaiban penciptaannya. Bintang-bintang itu merupakan hiasan bagi langit dan sebagai penunjuk arah di daratan dan di lautan. Coba lihat juga cahayanya yang dapat kita lihat meskipun jaraknya sangat jauh sekali. Sekiranya Allah tidak menciptakannya tentu kita tidak akan bisa menentukan arah dan jalan serta tidak dapat mengetahui waktu.

Coba lihat juga bagaimana Allah mengedarkannya menurut perintah-Nya. Bintang-bintang itu beredar menurut satu aturan. Berdasarkan kebijaksanaan dan ilmu Allah, bintang-bintang itu tidak keluar dari garis edar dan gugusannya. Allah ciptakan gugusan, tempat peredaran, ada bintang yang diam dan ada yang beredar, ada yang besar dan ada yang kecil, ada yang sedang, ada yang putih berkilau, ada yang putih kemerahan, ada pula yang tidak terlihat oleh mata. Allah membagi gugusan bintang menjadi dua bagian, ada bagian yang tinggi dan ada bagian yang rendah. Allah telah menetapkan peredarannya sendirian dan menetapkan orbit-orbit matahari, bulan dan bintang-bintang, ada yang masa orbitnya sebulan, ada yang masa orbitnya setahun dan ada pula yang bertahun-tahun. Semua itu merupakan hikmah dan inayah ilahi. Allah menjadikannya sebagai sebab-sebab terjadinya berbagai peristiwa di alam semesta. Lalu manusia menjadikan sebagai petunjuk atas peristiwa-peristiwa tersebut, misalnya pengetahuan tentang terjadinya berbagai peristiwa dengan munculnya bintang tsurayya (bintang kartika) dan berakhirnya peristiwa itu dengan menghilangnya bintang tersebut. Demikian pula halnya dengan gugusan dan bintang lainnya.

Kemudian coba perhatikan bagaimana Allah menciptakan bintang banaatu na’sy (bintang tujuh) dan bintang-bintang yang berdekatan dengannya tampak bersinar tidaklah hilang sinarnya meskipun posisinya dekat kepada pusat galaksi bima sakti.

Sesungguhnya pada penciptaan bintang-bintang itu tersembunyi hikmah ilahi yang sangat agung. Bintang-bintang itu laksana kompas yang membantu manusia dalam menentukan arah jalan yang tidak diketahuinya di darat maupun di lautan. Mereka senantiasa berpedoman kepada bintang-bintang itu.

Kemudian coba perhatikan juga perbedaan garis edar bintang-bintang tersebut! Sungguh terdapat keajaiban yang tiada tara di dalamnya. Anda dapati sebagian bintang tidak akan bergerak kecuali bersama bintang-bintang yang selalu menyertainya. Ia tidak beredar sendirian, bahkan bintang-bintang selalu beredar bersama. Dan sebagian bintang itu ada yang beredar sendirian tanpa disertai oleh bintang lainnya. Kalau kita lihat bintang itu dan bintang-bintang yang menyertainya saling berbeda dan berjauhan seakan keduanya tidak saling menyertai.

Kedua bintang itu memiliki dua gugusan yang sangat jauh berbeda, ada gugusan umum mengikuti peredaran orbitnya, ada pula gugusan khusus mengitari orbitnya. Para ahli menyamakannya dengan rayapan semut di atas alat penggiling yang memiliki sisi kiri dan sisi kanan. Semut-semut itu memiliki gerakan-gerakan yang berbeda dan arah yang berbeda pula. Pertama adalah gerakannya sendiri dan yang ke dua adalah gerakan mengikuti putaran alat penggiling ke arah mana saja penggiling itu berputar. Itulah yang menyebabkan posisinya muncul di arah timur kemudian garis orbit membawanya ke arah barat.

Coba tanyakan kepada kaum atheis dan zindiq itu, adakah semua itu terjadi secara alami begitu saja? Mengapa bintang-bintang itu bisa tersusun rapi? Mengapa bisa berpindah dan mengapa ukurannya sama, bentuknya sama, gerakannya sama dan peredarannya juga sama? Bukankah semua itu merupakan ciptaan Allah yang kemahabijaksanaan-Nya membuat akal takjub menyaksikan ciptaan-ciptaan-Nya dan mengakui bahwa Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa. Tidak ada satu pun yang menyerupainya dan yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan bahwasanya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk. Dan sesungguhnya bintang-bintang itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah yang menunjukkan keberadaan Allah, termasuk salah satu keajaiban ciptaan-Nya yang mendorong kita untuk memikirkannya apabila pikiran kita coba menerawanginya dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan, menjalankan, memelihara dan mengaturnya. Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.
(QS. 7:54)

(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)