Seorang pejabat senior Liga Arab mengutuk pernyataan kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Newt Gingrich yang menyebut Palestina adalah bangsa buatan. Ia menilai pernyataan itu rasis dan merupakan upaya murahan untuk mendapat dukungan.

Gingrich juga menyebut Palestina sebagai kelompok teroris. Pernyataan itu menyinggung bangsa Palestina yang tengah berusaha mendapatkan pengakuan kedaulatan.

“Jika seorang pejabat Arab atau Palestina mengeluarkan pernyataan rasis seperti yang dilakukan kandidat presiden asal AS tersebut, dunia pasti akan murka,” kecam Mohammed Sobeith, pejabat Liga Arab yang bertanggung jawab atas urusan Palestina sebagaimana dikutip heraldonline.com.

Dia menambahkan komentar Gingrich tersebut sebagai aksi yang tidak bertanggung jawab dan berbahaya.

“Jika pernyataan itu dilakukan untuk mendapatkan kepentingan politik maka hal itu adalah sebuah bencana. Namun, saya melihat pernyataan itu adalah cara murahan untuk mendapatkan tambahan suara. Dia menjual kepentingan AS di dunia internasional demi meraup suara. Menyedihkan!” seru Sobeith.

Atas pernyataannya ini, Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad dilaporkan telah mendesak calon kuat presiden Amerika, Newt Gingrich, untuk minta maaf atas komentarnya terkait keberadaan Palestina.

Dalam wawancara dengan saluran Yahudi sebuah stasiun televisi kabel Amerika hari Jum’at, dikutip Voice of America (VoA), Newt Gingrich mengatakan, menurut sejarah tidak pernah ada negara Palestina. Palestina merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman. Ia menambahkan orang Palestina, pada kenyataannya adalah orang Arab, yang secara historis merupakan bagian dari komunitas Arab.

Para pejabat menggambarkan pernyataan itu sebagai hal tercela dan rasis. Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad yang menyebut pernyataan itu murahan dan memalukan, dilaporkan telah mendesak calon kuat presiden Amerika itu untuk minta maaf.

Ketua Tim Negosiasi Palestina Saeb Erekat menuduh Newt Gingrich menyangkal keberadaan rakyat Palestina, sementara juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan komentar itu menunjukkan desakan pemusnahan etnis bangsa Palestina.

Pro Israel

Newt Gingrich, mantan ketua DPR yang dikenal sebagai anggota AIPAC, lobi kuat Israel di AS.

Suatu saat, di Washington, ketika Barrack Obama meminta Israel untuk menghentikan proyek permukiman Zionis dan kembali ke meja perundingan dengan Palestina dan menerima perbatasan tahun 1967, para pejabat Zionis geram termasuk Mitt Romney, mantan gubernur Massachusetts dari kubu Republik dan Newt Gingrich.

Ginrich bahkan mengatakan, “Ini adalah pidato Presiden AS yang paling membahayakan eksistensi Israel.”

Sebelum ini, dalam sebuah pernyataannya pada penonton pada salah satu program televisi, bahwa kaum Muslim ketika mereka bangun di pagi hari, maka yang mereka pikirkan tidak ada lain, selain membunuh orang-orang kafir.

Atas musibah ini, para pejabat Palestina mengatakan Newt Gingrich menunjukkan kepada dunia bahwa ia tidak tepat menjadi presiden Amerika. (hdyat)