Reporter : Binawan Sandhi Kusuma

Setelah 10 hari 10 malam berjalan kaki dari Regah, suatu tempat dekat Meulaboh, dengan menyusuri bukit dan menyeberangi sungai, akhirnya menjelang Maghrib (13/01/05) sebanyak 38 pengungsi di antaranya wanita dan anak-anak tiba di Posko Tim II SIWAKZ ALSOFWA yang berposisi di jembatan putus sungai Krueng Raba Lhok Nga.

Melihat kondisi fisik pengungsi yang lemah dan kelelahan, Tim II memutuskan untuk mengevakuasi pengungsi ke base camp SIWAKZ ALSOFWA di Ketapang Banda Aceh dengan menggunakan dua unit mobil Kijang dan satu unit mobil pickup.

Kedatangan pengungsi di base camp memaksa kami “berbagi ruangan” dengan mereka sehingga seluruh pengungsi dapat tertampung di dalamnya. Tim juru masak yang seharusnya beristirahat terpaksa merelakan waktu mereka untuk melayani pengungsi dengan menyediakan makanan dan minuman.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis SIWAKZ ALSOFWA, didapati sebagian besar pengungsi mengalami kelelahan yang luar biasa akibat jauhnya perjalanan yang mereka tempuh. Ada pula di antara mereka yang kakinya melepuh sehingga terpincang-pincang bila berjalan. Sementara itu sebagian anak-anak juga mulai terserang ISPA.

Menurut Sulaiman (70), mereka sengaja datang ke Banda Aceh karena di tempat mereka bantuan sangat minim, sementara mereka sendiri sudah mulai kelaparan dan sakit-sakitan. Sulaiman sendiri, menurut pengakuannya, tidak pernah ke Banda Aceh sebelumnya. Mereka juga telah kehilangan banyak anggota keluarganya baik suami, istri, orang tua ataupun anak-anak mereka. (bsk)