Muhammad bin Sauqah pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Saya akan berbicara kepada kalian dengan suatu pembicaraan, mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat untuk kalian, karena sesungguhnya Allah telah menjadikannya bermanfaat untukku.

Saya pernah bertemu dengan ‘Atha (salah seorang ulama dari kalangan tabi’in), maka ia pun berkata kepadaku, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian (dari kalangan para sahabat dan tabi’in) membenci ucapan yang tidak bermanfaat. Mereka mengganggap bahwa semua ucapan termasuk dalam ucapan yang tidak bermanfaat, kecuali tiga hal : (1) membaca al-Qur’an, (2) amar ma’ruf nahi munkar dan (3) pembicaraan seseorang dalam hal yang memang ia harus berbicara tentangnya seperlunya. Apakah kalian akan mengingkari firman Allah : “Padahal sesunggunya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (perbuatanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (perbuatan-perbuatanmu itu)” [al-Infithar : 10-11], dan juga firman-Nya : “Seorang (malaikat) duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” [Qaaf : 17-18]

(Hilyatul Auliya, karya Abu Nu’aim al-Ashbahani)