Seorang pendeta asal Denmark pengikut gereja Lutheria dan sebelumnya pernah mengumumkan pengingkarannya terhadap adanya Tuhan, mengungkapkan rasa senangnya atas keputusan pengaktifannya kembali ke jabatan agama yang dulu pernah dipegangnya. Ia menolak memberikan komentar seputar faktor-faktor yang menyebabkan pemecatan terhadap dirinya tahun lalu dari jabatan tersebut.

Kantor berita Assosiated Pers (AP) melaporkan, pendeta Thur Cield Grozbowl telah dihujani bunga-bunga oleh para pencinta dan pengikutnya, baik sebelum mau pun sesudah ia memimpin misa di gereja yang terletak di perkampungan sejauh 8 mil dari bagian utara ibukota Denmark, Kopenhagen.

Setelah melakukan ritual keagamaan di gereja, pendeta Grozbowl bercerita tentang keputusannya untuk kembali memegang jabatan yang sempat ditinggalkannya, “Sungguh, ini merupakan masalah yang besar.” Tetapi ia menolak menggelar konferensi pers dengan para wartawan mengenai latar belakang pemecatannya tahun lalu dan menyebut permasalahan tersebut sebagai ‘sensasi belaka.’

Gereja Anglican ‘Lutheria’ telah memberhentikan pendeta Grozbowl dari tugasnya pada bulan juni 2004 lalu karena dalam sebuah interview, ia pernah mengatakan, “Di langit tidak ada Tuhan.” Kemudian beberapa waktu lalu dari bulan ini ia diaktifkan kembali ke jabatannya semula setelah berjanji tidak akan mengulangi lagi statement sesatnya tersebut. Tidak sebatas itu, ada persyaratan lainnya yaitu ia harus dibimbing seorang uskup dalam memandu tugas keagamaannya di gereja.

Kantor berita AP tersebut juga menjelaskan bahwa sekitar 250 orang telah berkumpul di dalam ruangan gereja yang sudah berumur 140 tahun itu. Para hadirin kemudian berkumpul selepas misa dan ritual gereja dengan jamuan minum khamer sebagai pesta bagi penyambutan kembalinya pendeta Grozbowl.

Kepala dewan keuskupan, Lars Hileseen memberitahu Grozbowl, “Ini merupakan rahmat yang besar dan kebahagiaan tak terhingga bahwa anda kembali lagi ke tengah-tengah kami.”

Salah seorang pengunjung gereja langsung mencium tangan Grozbowl yang sudah menjadi pendeta gereja di perkampungan itu sejak tahun 1991 seraya berkata kepadanya, “Kami mengucapkan selamat datang sekali lagi kepada anda dan betapa kami merasa kehilangan anda.”

Kantor berita AP menyiratkan, di Denmark di mana para pendeta penganut paham Luther menjadi sub-ordinat negara dan pemerintah berhak memecat atau menjatuhkan vonis terhadap mereka, pihak gereja menuntut kepada pemerintah agar tetap mengajukan Grozbowl ke pengadilan guna diberi sanksi atas sikapnya yang ragu terhadap iman kristiani tentang kehidupan akhirat namun pemerintah menolak tuntutan tersebut dan menganggap Grozbowl memiliki hak pula untuk diberi kesempatan sekali lagi menjadi orang yang lurus, khususnya setelah ia nantinya akan dibimbing Jane Lindart, seorang uskup setempat yang juga termasuk salah seorang pembelanya.

Lindart berkata, “Sekali pun saya berbeda pendapat dengan Grozbowl dalam beberapa hal namun saya merasa ia berhak untuk tetap menjadi anggota resmi gereja Denmark.

Seperti diketahui, sekitar 83% penduduk Denmark yang mencapai 5,4 juta jiwa itu adalah pengikut gereja ‘Lutheria’. (ismo/AS)