Pernah suatu saat, seorang penguasa yang merasa dirinya pandai menyusun bait-bait syair, melantunkan beberapa bait syair karangannya di hadapan Abu al-Ghusn.

Kemudian penguasa itu berkata, “Bukankah syair tadi cukup bagus?”

Abu al-Ghusn langsung menjawab, “Tidak ada aroma syair yang bagus di dalamnya.”

Mendengar jawaban Abu al-Ghusn tersebut, sang penguasa pun berang dan langsung memerintahkan para pengawalnya untuk mengurung Abu al-Ghusn di dalam gudang.

Setelah menghabiskan waktu satu bulan di dalam gudang, akhirnya Abu al-Ghusn dibebaskan.

Beberapa waktu kemudian, sang penguasa kembali mengarang beberapa bait syair dan melantunkannya di hadapan Abu al-Ghusn.

Begitu mendengar syair sang penguasa, Abu al-Ghusn langsung pergi dari hadapan sang penguasa. Akan tetapi, teguran sang penguasa menghentikan langkah Abu al-Ghusn. “Mau ke mana kamu?” tanya sang penguasa kepada Abu al-Ghusn.

“Ke gudang, wahai Tuanku,” jawab Abu al-Ghusn spontan.