Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (al-A’raf: 200)

Wahai para hamba Allah!
Ketahuilah bahwa Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى (dalam ayat diatas) menyebutkan bahwa manusia itu makhluk lemah, dan Dia تَبَارَكَ وَتَعَالَى berfirman di ayat lain,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (an-Nisa: 76)

Dua mahluk yang lemah ini, apabila saling berperang, sementara masing-masing dari keduanya tidak memiliki penolong, niscaya manusia tidak akan dapat mengalahkan setan.

Karena itu, Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى perintahkan sang insan yang lemah ini untuk meminta pertolongan kepada Rabb yang Maha Lembut untuk mengalahkan tipu daya setan yang lemah, agar Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى menjaga dan melindunginya dan membantunya mengalahkan setan.

Barang siapa yang berada dalam pertolongan Allah yang Maha Agung, niscaya tipu daya setan yang terkutuk tak akan dapat membahayakannya.

Siapa yang berada pada pertolongan dan bantuan-Nya, Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Maha Memberi, niscaya tipu daya setan si pendusta tak akan membahayakannya.

Siapa yang berada pada pertolongan dan bantuan-Nya, Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Maha Perkasa, niscaya tipu daya setan si pecundang tak akan membahayakannya.

(Ibnu al-Jauzi, Bustanu al-Wa’izhin Wa Riyadhu as-Sami’in, 1/10)