Keterbukaan tetap ada batasnya, sebagaimana sebagian rahasia harus tetap menjadi rahasia. Seorang suami atau istri pasti memiliki hubungan lain di samping dia sebagai suami atau istri, bisa jadi dia adalah seorang teman, atau saudara atau anak hubungan-hubungan yang lain dan tidak jarang dirinya sebagai teman dititipi rahasia oleh teman, atau dia sebagai anak dititipi rahasia oleh bapak atau ibunya, tentu dalam masalah ini rahasia tersebut tetap harus disimpan dari pasangannya, sebab ini merupakan salah satu bentuk amanat, tidak boleh dibocorkan hanya karena alasan keterbukaan, karena keterbukaan tetap bertepi.

Apalagi bila hal tersebut termasuk hal-hal yang tidak rugi bila tidak diketahui atau bila diketahui tidak membawa manfaat apa pun, malah bisa-bisa sebaliknya, mendatangkan mudharat, mendingan disimpan saja, tidak usah diketahui, karena ada beberapa hal yang lebih baik kita tidak mengetahuinya.

Sebagaimana Anda tidak suka rahasia Anda disebar, maka orang lain pun juga demikian, coba posisikan diri orang lain sebagai diri Anda saat Anda hendak menyebarkan rahasianya. Bertanyalah, seandainya orang lain melakukan ini terhadap saya, relakah saya? Siapa pun tidak berharap aib atau kekuarangan atau rahsianya diungkap dan dibocorkan, dan hal tersebut memang suatu hak yang terjaga. “Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupinya di dunia dan di akhirat.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Sebagian pasangan, dengan dalih keterbukaan, ingin mengetahui seluk beluk kehidupan orang lain secara rinci, mengendus dan menelusuri jejak, saat dia menemukan, solah-olah telah menemukan sesuatu yang sangat berharga, seolah-olah telah membuat jasa besar yang layak diberi bintang tanda jasa, akibatnya dia terjebak ke dalam tajassusyang tercela. “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12). Sudah caranya salah, masih ditambah dengan kesalahan pula, yaitu menyebarkannya, bukan menutupinya dan menasihati pelakunya.

Rahasia Kamar

Ini adalah sebuah rahasia yang tidak boleh bocor ke luar kamar, apa pun alasannya, alasan keterbukaan di sini tidak diterima, suami atau istri tidak patut membukanya kepada siapa pun, sebagaimana di saat melakukannya tidak ada orang ketiga, maka setelahnya juga jangan ada orang ketiga yang tahu karena salah satu dari suami atau istri buka mulut.

Seorang istri tidak boleh membuka apa yang terjadi di dalam kamar dengan suaminya kepada keluarganya atau kepada siapa pun, sekalipun dia adalah teman dekatnya atau sahabat karibnya, karena rahasia semacam ini termasuk aurat yang tidak boleh diumbar atau dibuka, masa aurat sendiri di bawa ke mana-mana secara terbuka? Malu.

Menjaga rahasia di bidang ini termasuk perekat kelanggengan rumah tangga, sebaliknya membukanya memicu jalan setan yang durjana, di samping bisa menghancurkan rumah tangga. Bila seorang wanita dilarang menyebutkan sifat-sifat atau ciri-ciri wanita lainnya kepada suaminya, karena hal itu bisa membuka ruang fantasi suami kepada wanita tersebut, dan selanjutnya adalah setan gundul yang akan bekerja, maka membuka rahasia kamar suami istri tidak berbeda akibatnya dengan hal itu.

Sesungguhnya seburuk-buruk manusia di hadapan Allah pada hari Kiamat adalah seorang suami yang mendatangi istrinya kemudian dia menyebarkan rahasianya.” (Diriwayatkan oleh Muslim). Wallahu a’lam.