Muhammad bin Bisyr al-Makki berkata, “Pada suatu hari kami berjalan bersama-sama Ali bin al-Fudhail. Kami lewat di depan majlis ta’lim Bani al-Harits al-Makhzumi, ketika itu ada seorang guru sedang mengajari anak-anak membaca ayat,

وَلِلَّهِ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَائُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى {31}

‘Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (Surga).’ (An-Najm: 31).

Kemudian Ibnu Fudhail berteriak hingga pingsan.

Kemudian al-Fudhail (Ayah Ibnu Fudhail) datang dan berkata, ‘Demi bapakku, al-Qur’an benar-benar membuatnya pingsan,’ kemudian ia bawa pulang. Beberapa orang yang membawa pulang Ibnu Fudhail menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Fudhail pada hari itu tidak melaksanakan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ (karena pingsan seharian), ia baru sadar setelah tengah malam.”

Abu Bakar bin Iyash berkata, “Aku shalat Maghrib di belakang (makmum kepada) al-Fudhail bin Iyadh. Di sampingku Ali Ibnu al-Fudhail anaknya. Al-Fudhail membaca (Alhaakumut-takaatsur; Bermegah-megahan telah melalaikan kamu) ketika sampai pada ayat (Latarawunnal jahiim; niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam) Ali pingsan, sementara al-Fudhail tidak mampu meneruskan bacaan ayat tersebut. Kemudian kami meneruskan shalat dengan shalat khauf (orang yang khawatir). Selanjutnya al-Fudhail berkata, ‘Aku terus menerus menjaga Ali, ia baru sadar setelah tengah malam’.”

Pada suatu hari Ali di rumah Ibnu Uyainah. Kemudian Sufyan meriwayatkan suatu hadits tentang Neraka. Ketika itu Ali memegang selembar kertas yang terikat, kemudian ia berteriak dan pingsan, ia melempar kertas dari tangannya. Sofyan menoleh ke arah Ali lalu berkata, “Kalau aku tahu bahwa kamu ada di sini aku tidak akan meriwayatkan hadits ini.” Ali tidak kunjung siuman kecuali setelah Allah menghendakinya.

Al-Fudhail bin Iyad berkata, “Anakku Ali menangis, lalu aku berkata, ‘Wahai anakku apa yang membuatmu menangis?’ Ia menjawab, ‘Aku takut kalau pada hari kiamat nanti kita tidak bisa berkumpul bersama’.”

Al-Fudhail berkata, “Ibnul Mubarak berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Ali, alangkah bahagianya orang yang lepas dari kehidupan dunia karena bertemu dengan Allah!’ Ketika itu, Ali anakku mendengar ucapan Ibnul Mubarak itu, tiba-tiba ia pingsan.”

Muhammad bin Najihah berkata, “Aku makmum shalat Shubuh di belakang al-Fudhail, ketika itu beliau ia membaca surat al-Haqqah, tatkala sampai pada ayat (khudzuuhu fa ghulluuh; Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya), ia tidak mampu menahan tangis. Kemudian Ali, anaknya pingsan.”

Al-Khatib menuturkan, “Ali bin al-Fudhail meninggal dunia beberapa saat sebelum bapaknya, karena ia mendengar suatu ayat dibaca seseorang, ia pingsan dan ketika itu juga meninggal dunia.”

Ibrahim bin Basyar berkata, “Bahwa ayat yang menyebabkan Ali bin al-Fudhail meninggal adalah ayat,

وَلَوْ تَرَىإِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَالَيْتَنَا نُرَدُّ وَلاَنُكَذِّبُ بِئَايَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ {27}

‘Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka di hadapkan ke Neraka, lalu mereka berkata, kiranya kami dikembalikan ke dunia.’ (Al-An’am: 27).

Pada ayat inilah beliau meninggal dan aku termasuk di antara orang yang menshalatkan jenazahnya. Semoga Allah mencurahkan kasih sayangNya.

Sumber : (As-Siyar, 8/443-448; al-Hilyah, 8/297-299.)