Sering sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat (berpesan) hendaknya pergaulan suami terhadap istrinya adalah pergaulan yang baik, seraya bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ.

“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik terhadap keluargaku (istriku).”

Dan beliau pun bersabda,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ.

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah mereka yang terbaik akhlaknya; dan orang yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap istri-istrinya.”

Ketika beliau sakit menjelang wafatnya bersabda,

اَلله، اَلله، فِي النِّسَاءَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.

“Takutlah kalian kepada Allah! Takutlah kalian kepada Allah mengenai istri kalian dan budak-budak sahaya yang kalian miliki.”

Dalam salah satu perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada seorang pembantu bernama Anjasyah, seorang lelaki yang mempunyai suara sangat merdu, sehingga ketika unta mendengar suara Anjasyah menghalaunya, unta-unta itu pun terperangah karena sangat terpengaruh dengan suaranya sampai hampir saja perempuan-perempuan terjatuh dari punggungnya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat perhatian kepada perempuan-perempuan yang menunggang unta pada saat itu dan karena sangat mengkhawatirkan mereka, beliau bersabda, “Berlaku lembutlah kepada para perempuan ini, wahai Anjasyah”.

Perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kaum perempuan dan wasiat beliau kepada mereka di saat beliau sakit sebelum meninggal itu penuh arti yang sangat dalam, di antaranya adalah perhatian yang sangat besar terhadap kaum perempuan di dalam naungan Islam, perhatian yang belum pernah di rasakan sebelumnya.