Khutbah Pertama

Amma ba’du :

Ibadallah ! Islam bercita-cita membangun setiap muslim menjadi pribadi yang kokoh dan sempurna; memiliki iman dan akidah yang kuat, hati yang bersih, cara beragama (manhaj) yang jelas, kalbu yang suci, dan perangai yang baik. Sehingga setiap muslim dapat hidup di bawah naungan Islam dengan mata yang teduh dan hati yang damai. Jauh dari godaan rasa benci dan permusuhan, dan bersih dari dengki dan iri hati. Dan tidak ada cara yang lebih efektif untuk menjauhkan diri dari keresahan hati, mengusir kesedihan, serta menerangi sanubari selain dengan ridha kepada Allah. Ridha kepada Allah dalam arti menerima keputusan dan ketentuanNya, mengakui keadilanNya, keputusan hukumNya, serta pilihanNya untuk hamba-hambaNya.

Wahai pencari kehidupan yang aman dan damai
Makmur tanpa kekurangan
Jernih tanpa gelisah
Bersihkanlah hatimu
Dari dendam dan dengki
Karena dendam di dalam hati
Laksana belenggu di lehermu

Ikhwatal Iman ! Orang yang memiliki sifat-sifat yang mulia itu adalah batu bata masyarakat yang ideal dan benih umat Islam yang sejati. Karena Islam bercita-cita membangun masyarakat yang kompak dan bangunan yang tinggi. Tempat bendera cinta, kerukunan, persahabatan, kesentosaan, dan perdamaian berkibar-kibar. Para warganya terikat dengan rasa saling mencintai, saling mengasihi, dan saling membantu. Jauh dari rasa ingin menang sendiri, mementingkan kepentingan pribadi, maupun egoisme yang tercela. Karena apabila perasaan semacam itu mengakar kuat dan durinya tumbuh bercabang-cabang dapat melayukan bunga-bunga iman yang sedang mekar dan mengaburkan cahaya mutiara akidah yang berkilauan.

Karena itu Islam memerangi penyakit hati, jiwa dan masyarakat, dan memberinya obat-obatan yang paling mujarab dan diagnosanya lebih detail dibanding penyakit-penyakit fisik. Karena ketika penyakit bersarang di badan seseorang, ia akan tergopoh-gopoh menemui dokter yang paling baik untuk meminta resep dan obat yang paling manjur, dengan izin Allah. Tetapi penyakit hati kadang tidak dirasakan oleh seseorang hingga merusak agamanya. Wal’iyadzu billah .

Oleh karena itu, diperlukan benteng yang melindungi masyarakat Islam, agar penyakit-penyakit hati yang ganas tidak bisa masuk ke dalam. Dan Islam juga melindungi masyarakatnya agar tidak terkoyak oleh penyakit-penyakit tersebut. Karena kondisi itu bisa menjauhkannya dari pantai yang aman dan damai, atau ladang yang nyaman dan tenang. Lalu iman akan merembes keluar seperti air yang merembes dari wadah yang retak. Masyarakat pun tenggelam di dalam lautan permusuhan dan dendam, terhempas oleh gelombang keburukan dan kerusakan, serta tersapu ombak kerasukan dan ketamakan. Sehingga ia pun menjadi mangsa orang-orang yang mengincar. Mereka menangkapnya dan menyuntikkan racun ke tubuhnya. Maka rusaklah negara dan rakyatnya di tangan mereka. Mudah-mudahan Allah Subahanahu Wata’ala berkenan melindungi kita dari murkaNya dan siksaNya yang pedih.

Wahai umat Islam ! Ada satu penyakit hati yang sangat ganas. Jika penyakit ini menyerang suatu umat maka ia adalah pertanda kehancuran umat tersebut. Jika penyakit ini melanda suatu daerah ia adalah jurang menuju kebinasaannya. Dan jika penyakit ini merebak di tengah-tengah sebuah masyarakat ia akan menjadi sebab kesengsaraan hidupnya. Ia adalah sumber dari segala macam bencana, hulu dari segala macam permusuhan, dan pangkal dari segala macam kesengsaraan. Ia adalah senjata yang sangat tajam. Ia digunakan oleh setan untuk mencabik-cabik hati, memecah belah persatuan, merusak persahabatan, memutuskan tali percintaan, dan menghancurkan ikatan-ikatan kekerabatan. Ia menabur kebencian, menanam dendam, dan menumbuhkan permusuhan. Bahkan bisa menggunduli agama, menghancurkan dunia, dan merusak bibit-bibit kebaikan di dalam diri orang-orang beriman.

Ibadallah ! Penyakit itu adalah penyakit hasud (iri hati). Yaitu mengharapkan hilangnya nikmat Allah yang ada di tangan orang lain dan merasa tidak suka bila orang lain mendapatkan kebaikan. Ini adalah perangai yang tercela. Perangai ini dapat membuatkan mata seseorang dari keutamaan dan menyeretnya ke jalan kenistaan hingga membunuhnya dengan senjata yang sangat tajam. Persetan dengan iri hati. Betapa buruknya iri hati ini ! Ia akan terus merusak hati pemiliknya sampai berhasil membunuhnya.

Sabarlah terhadap kedengkian para pendengki
Karena kesabaranmu akan membunuhnya
Karena api akan memakan dirinya sendiri
Bila tidak menemukan apa yang bisa dimakannya

Ibadallah ! Iri hati adalah penyakit yang menyerang banyak umat dan kanker yang menggerogoti banyak bangsa. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaiahi Wasallam bersabda :

“Kalian sudah diserang oleh penyakit umat-umat sebelum kalian, yaitu hasud (iri hati) dan permusuhan yang merupakan pencukur. Aku tidak mengatakan bahwa ia mencukur rambut, tetapi ia mencukur agama.” (Al-Musnad,1/167, dan Jami’ At-Tirmidzi, 2510 )

Tidak ada yang menjerumuskan umat-umat ke lembah kesulitan dan mendorongnya ke jurang kehancuran selain hasud (iri hati). Tidak ada sesuatu yang menjadi penyebab hilangnya kekuatan umat, memecah belah persatuannya, mencabik-cabik keutuhannya, dan merusak barisannya selain dengki dan para pendengki. Mudah-mudahan Allah tidak memperbanyak jumlah mereka. Ini tidak mengherankan, karena iri hati adalah dosa pertama yang dilakukan terhadap Allah dan menjadi pemicu maraknya hal-hal yang menyebabkan timbulnya kesenangan hidup manusia. Apa yang mendorong Iblis untuk durhaka kepada Allah selain kedengkiannya kepada Adam ‘Alaihissalam ? Apa yang mendorong Qabil untuk membunuh Habil selain kedengkiannya kepada saudara kandungnya itu ?

فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Lalu ia (Qabil) membunuhnya, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (QS. Al-Ma’idah :30)

Apa yang mendorong saudara-saudara Yusuf untuk melakukan sesuatu kepada Yusuf selain iri hati ?

إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ

(Yaitu) ketika mereka berkata:”Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. (QS. Yusuf :8)

Apa yang mendorong orang-orang Yahudi untuk menolak kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan selalu berupaya menyebarluaskan kesesatan di dalam umat ini selain iri hati ? Allah berfirman :

وَدَّكَثِيرُُ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al-Baqarah :109)

Dan iri hati pulalah yang mendorong orang-orang kafir Makkah untuk menolak dakwah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

وَقَالُوا لَوْلاَ نُزِّلَ هَذَا الْقُرْءَانُ عَلَى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمُت رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجَمْعَوُنَ

Dan mereka berkata:”Mengapa al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain.Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Az-Zukhruf :31-32)

Wahai umat Islam ! Kini, yang membuat umat ini terpecah belah menjadi kelompok-kelompok yang saling berseteru tidak ada lain adalah iri hati. Yang memicu timbulnya perselisihan di dalam umat ini sampai hilang kejayaannya, lemah kondisinya, rendah cita-citanya, dan kalah dari musuh-musuhnya tidak lain adalah iri hati. Dan yang membuat umat ini terbagi menjadi umat-umat kecil dan negara-negara mungil, sehingga di kancah politik mereka terbelah menjadi sekian banyak partai, dan di bidang ekononmi, sosial dan prilaku mereka terbagi menjadi sekian banyak aliran, lalu yang satu disibukkan dengan yang lain, bahkan satu sama lain saling menghabisi dan sulit dipersatukan tidak lain adalah iri hati, rasa benci, dendam dan permusuhan.

Seperti kata pepatah:

“Malam ini tidak sama dengan malam kemarin”

Apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi sekarang dan kaum Zionis masa kini terhadap saudara-saudara kita di palestina seperti mengusir mereka dari tanah mereka dan memisahkan mereka dari kampung halaman, keluarga, anak-anak dan harta benda mereka tidak lain adalah bukti nyata atas rasa dengki dan iri hati orang-orang Yahudi dan kaum Zionis itu. Tindakan-tindakan melampui batas, aksi-aksi keji dan perbuatan-perbuatan biadab yang dilakukan oleh orang-orang kristen Serbia di Republik Bosnia Herzegovina tidak lain adalah dendam kaum salibis dan kedengkian orang-orang Serbia kepada Islam dan umatnya.

Apa yang dilakukan oleh orang-orang Hindu penyembah berhala di India seperti merobohkan masjid, menginjak-injak tempat ibadah, menumpahkan darah (membunuh), mencabik-cabik organ tubuh, merusak bangunan, membunuh anak-anak, dan membuat para wanita menjadi janda tidak lain adalah bukti kedengkian kaum musyrik penyembah berhala terhadap apa saja yang berhubungan dengan Islam.

Hal yang sama juga berlaku di Somalia, kasymir, Burma, Eri teria, Philipina, dan tempat-tempat lainnya.

Wahai umat Islam ! Iri hati adalah perilaku setan, perangai Yahudi, dan gejolak permusuhan yang disebarluaskan Iblis dan kawan-kawannya sepanjang masa. Iri hati memiliki akibat yang sangat jelek, hasil yang tidak baik, dan kerugian yang sangat buruk. Ia dapat membakar hati, menimbulkan banyak malapetaka dan kesulitan, menyebabkan permusuhan, pertikaian dan pertengkaran, dan mengosongkan tempat tinggal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memperingatkan umatnya dalam sabdanya :

“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci, janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah mencuri dengar pembicaraan orang lain, dan janganlah kalian saling mengelabuhi dalam berdagang. Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah sebagai saudara.” (HR.Al-Bukhari, 6064 dan Muslim, 2563 )

Setan boleh jadi frustasi dalam menjerumuskan ke dalam syirik dan penyembahan berhala. Namun ia tidak akan frustasi dalam mengadu domba umat Islam. Imam Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Jabir Radiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di Jazirah Arab. Tetapi (tidak frustasi) dalam mengadu domba mereka.” (HR.Muslim, 2812 dan Ahmad,3/354 )

Ma’asyiral muslimin rahimahullah ! Rasa dengki adalah bara yang menyala dan api yang membara. Seorang pendengki memiliki niat buruk dan hati yang busuk. Ia sudah dihukum di dunia sebelum di Akhirat.

Abu Laits As-Samarqani berkata : “Seorang Pedengki akan menerima lima Buah hukuman sebelum kedengkiannya sampai kepada orang yang didengkinya. Yaitu : keresahan tanpa henti, musibah tanpa pahala, caci maki tanpa puji, murka Rabb, dan tertutupnya pintu taufiq (pertolongan Rabb ).” Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.

Mereka dengki pada pemuda itu
Karena mereka gagal menggapai prestasinya
Semua orang menjadi musuh dan seterunya
Tak ubahnya para pesaing si cantik
Mereka dengki dan iri hati
Kau lihat orang pandai pasti dengki
Ia tidak pernah memaki siapa pun
Tetapi ia dicaci dan dimaki

Seorang pedengki hanya mengundang bencana dan meninggalkan petaka. Ia hanya memandang sebelah mata, memendam kecurangan, melakukan kejahatan, dan menyusun tipu daya. Ia tidak pernah puas dengan karunia. Ia tersiksa dengan anugerah. Nikmat yang anda terima membuatnya tersiksa.

Seorang pendengki tidak akan dihormati. Ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia membunuh dirinya sendiri. Dan ia terus mengorbankan api dendam di dalam dadanya tanpa sepengetahuan orang yang ia dengki. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Ibnu Hibban (di dalam Shahihnya) dan Al-Baihaqi (di dalam Syu’abul Iman ) ditanyakan :

“Tidak akan berkumpul di dalam diri seseorang iman dan dengki.” (Sunan An-Nasa’i, 6/13 , Shahih ibnu Hibban, 4606, dan Syu’abul iman, 6609 )

Di dalam hadits riwayat Ath-Thabrani dinyatakan :

“Manusia akan tetap baik sepanjang mereka tidak saling mendengki.” (Al-Mu’jam Al-Kabir, 8157)

Dan sebagaimana diketahui bahwa dengki dan iri hati tidak bisa dilepaskan dari buruk sangka kepada kawan, mencari-cari kesalahan, dan menyebarluaskannya. Para pendengki memiliki ruang untuk melampiaskan dendam kesumatnya dalam menggunjing, mencaci maki dan mengadu domba. Mereka tidak akan tenang dan senang bila tidak menyiarkan dan menyebarluaskan kesalahan dan kekurangan orang lain.

Demi Allah, itu adalah indikasi rendahnya cita-cita mereka. Apalagi, para pendengki yang suka mencela dan iri hati itu bila melihat anda, mereka akan dengki dan bila mereka ada di belakang anda, mereka akan menggunjing. Terkadang iri hati muncul dalam bentuk kritik dan menampilkan keburukan. Sehingga para pendengki merasa senang dan menikmati aksi menyiarkan keburukan dan membeberkan kekurangan. Untuk apa semua itu, wahai umat Islam ? Padahal Allah telah membagi rizki dan perangai mereka sesuai dengan kehendakNya.

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya. ? (QS. An-Nisa’ :54)

Wahai umat Islam ! Iri hati akan semakin buruk apabila terjadi di antara orang-orang yang bergelut di bidang ilmu dan dikenal sebagai orang yang baik dan rajin berdakwah. Iri hati banyak terjadi di antara kolega, teman sejawat dan rekan-rekan. Dan juga terjadi di kalangan wanita dan orang-orang yang berambisi meraih jabatan dan kedudukan. Terkadang diantara teman-teman sejawat ada orang yang melejit dan mengungguli teman-temannya. Lalu anak panah dengki berhamburan ke arahnya dan beragam tipu daya serta dendam pun dilancarkan kepadanya. Sehingga tali persaudaraan putus, lalu timbul rasa dendam, benci dan memusuhi. Anda bisa menemukan banyak kasus semacam itu di tengah masyarakat. Betapa banyak orang-orang yang saling mendengki ! Betapa banyak orang-orang yang suka memutuskan hubungan dan bermusuhan! Mudah-mudahan Allah berkenan memberi mereka hidayah. Tidak mengherankan bila musuh-musuh Islam menaruh dengki kepada umat Islam. Yang mengherankan adalah meraknya saling mendengki antar sesama muslim.

Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Bersihkanlah hati anda dari resapan dendam dan dengki. Hendaknya anda saling berdamai, berkasih sayang, berbaikan, bermaafan, bertoleransi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Jadikanlah doa yang selalu dibaca oleh generasi sahabat terdahulu yang baik, dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Yaitu :

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang”. (QS. Al-Hasyr :10)

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua

Amma ba’du :

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Berusahalah sekuat tenaga untuk menjaga kebersihan hati. Ingatlah selalu bahwa Rabb anda Yang Maha Mengetahui alam gaib senantiasa mengawasi anda. Dan ketahuilah bahwa ganjaran untuk hati yang bersih adalah masuk ke dalam Surga yang tenang dan damai. Imam Ahmad dan lain-lain meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radiyallahu ‘Anhu berkata : “Kami pernah duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu beliau bersabda : “Seorang ahli Surga akan datang kepada kalian, sekarang juga. Lalu muncullah seorang laki-laki dari kalangan Anshar dengan jenggot yang meneteskan air wudlu, sambil menentang sandalnya di tangan kirinya. Kemudian, kata Anas Radiyallahu ‘Anhu, Abdullah bin Amr bin Ash Radiyallahu ‘Anhu mengikutinya. Ia pergi ke rumahnya dan bermalam di sana selama tiga hari. Namun ia tidak melihat orang itu banyak puasa atau shalat. Lalu ia (Abdullah) berkata kepadanya : “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Seorang ahli Surga akan datang kepada kalian, sekarang juga. Tapi, aku tidak melihatmu melaksanakan amal yang besar. Jadi, apa yang membuatmu sampai pada apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu ? Ia menjawab : “Tidak ada selain yang kau lihat. Hanya aku tidak pernah memendam niat untuk menipu seorang muslim. Dan aku tidak pernah merasa iri kepada siapa pun yang mendapatkan anugerah dari Allah.” Lalu Abdullah berkata: “Inilah yang membuatmu sampai pada derajat itu.”

Ketahuilah bahwa kaum muslimin yang mendapatkan banyak karunia Allah, terutama yang berada di tanah suci (Makkah) juga tidak luput dari kedengkian. Nikmat akidah yang benar, nikmat aman dan damai, nikmat tenang dan tenteram, nikmat kekompakan antara puncak dan dasar, keharmonisan antara pemimpin dan rakyat, dan hubungan baik antara negara dan ulama, adalah nikmat-nikmat yang ingin menyebarkan fitnah, membangunkan petaka dan menebar kekacauan. Kita mendengar dan melihat banyak hal melalui media massa yang provokatif dan membuat tipu daya mereka sia-sia.

وَلاَيَحِيقُ الْمَكْرُ السَّىِّءُ إِلاَّ بِأَهْلِهِ

Dan karena (rencana) mereka yang jahat.Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. (QS. 35:43)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

[Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky]