Tanya:

Assalamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakatuh,
Afwan,saya tidat tahu mesti cerita kepada siapa tentang masalah ana ini,karena ini adalah aib bagi ana dan keluarga ana.Ana adalah seorang pria lajang berumur 27 tahun, dan saat ini ana terkena penyakit panah asmara. Akhwat ini adalah keponakan tetangga ana dan akhwat ini juga telah menjalin hubungan dengan adik ana.

Awal mulanya ana berhubungan dengan akhwat ini karena ia sering curhat tentang hubungannya dengan adik ana yang katanya telah putus, kemudian masalah keluarganya.Dari seringnya komunikasi inilah tumbuh rasa suka pada akhwat ini,dan ana sudah utarakan niat ana untuk menikahinya,ia menjawab mau tapi menunggu studinya selesai dahulu dan ana setuju menunggunya sampai selesai studinya.

Tapi qadarullah ternyata setelah selidik punya selidik,ternyata akhwat ini masih berhubungan dengan adik ana.Berkali-kali ana tanyakan tetapi ia tetap mengatakan sudah tidak punya hubungan dengan adik ana.Akhirnya ana bertanya pada adik ana tentang kebenarannya dan adik ana menjawab memang benar mereka masih berhubungan walau putus nyambung, ana kemudian menceritakan apa yang terjadi pada adik ana dan dia awalnya tampak gembira mendengar berita ini karena ia mengatakan memang sudah ingin memutuskan hubungan dengan akhwat ini.

Setelah itu, akhwat ini diputus oleh adik ana.Akhwat ini kemudian mengadu pada ana dan baru mau menceritakan yang sebenarnya kalo memang mereka masih berhubungan.Kemudian ana tanya apa keinginan akhwat ini,memilih ana atau adik ana dan ia memilih adik ana karena menurut pengakuan akhwat ini telah berbuat terlalu jauh dengan adik ana yaitu berhubungan intim bahkan tidak hanya sekali tetapi berkali-kali.Ana kemudian croscek dengan adik ana, tetapi ia tidak mau menjawab tentang kebenaran berita ini.Ia malah menyerang balik ana dengan marah-marah bahkan menantang ana berkelahi, alhamdulillah ana masih bisa mengontrol emosi jadi ana masih bisa berkepala dingin.

Ana terus tanyakan tentang kebenaran berita tersebut kepada adik ana, dan suatu hari ia baru menjawab memang ia pernah melakukan hubungan intim dengan akhwat ini (walau ana tidak tahu ucapannya ini sesungguhnya atau cuma karena desakan ana). Tetapi yang perlu diketahui,adik ana dan akhwat ini pernah sekamar di sebuah hotel dan ini ana dan paman akhwat ini yang memergoki karena memang kami mencari mereka karena tidak pulang sampai jam 10 malam.anehnya setelah peristiwa pemergokan itu seolah mereka tidak tampak bersalah.kemudian akhwat tadi mengadu kalo sudah diputuskan adik

Sekarang ana tidak tahu harus bagaimana untuk menyikapi masalah ini,saat ini mereka melanjutkan hubungan mereka kembali yang sempat terputus dan saling menghujat karena masalah akhwat tadi berhubungan dengan ana dan waktu ana tanya kepada adik ana tentang keseriusannya berhubungan dengan akhwat ini, ia menjawab kalo ia tidak bisa serius.

Inilah dilema saya,apa yang harus ana lakukan,satu sisi ana ingin mencari akhwat lain untuk ana jadikan istri tetapi satu sisi ana juga terpasung dengan sikap adik ana yang tidak mau serius dengan akhwat ini, karena terus terang ana masih mengharap akhwat ini menjadi istri ana dan kembali kejalan yang benar walau akhwat ini sudah menolak ana tetapi kakhawatiran akan nasib akhwat ini yang membelenggu ana. Ana mohon solusinya.sebelum dan sesudahnya ana mengucapkan jazakumullah khairon katsiron.

Wassalamu’alaikum wa Rahamatullaahi wa Barakatuh
Hormat saya : Haritsah

Jawab:

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Amma ba’du:

Saya sarankan cari wanita lain saja, kalau pun Anda menikah dengannya bukan jaminan hatinya untuk Anda, karena terbukti –terlepas benar tidaknya pengakuannya yang telah berzina dengan adik Anda, dan pada dasarnya pengakuan itu benar- dia bukan wanita yang baik, saya menduga demikian dan saya tidak mendahului Allah dalam hal ini. Anda tidak perlu khawatir tentang nasibnya, karena hal itu bukan tanggung jawab Anda secara langsung, niat Anda mengajaknya ke jalan yang benar patut disyukuri,tetapi apakah yang bersangkutan mau? Lupakan saja, wanita lain yang baik-baik masih banyak? Pakai nalar bukan emosi.

Segala puji bagi Allah dan Shalawat dan Salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

wassalamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh