Khutbah Pertama :

Amma ba’du :

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan anda. Dan terjemahkanlah takwa itu kedalam prilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari. Agar takwa itu dapat mendorong anda untuk mencintai kebajikan, menyebarluaskan keutamaan (kebajikan), menolak keburukan, dan memberantas kenistaan.

Ayyuhal muslimun ! Salah satu hal terpenting yang membedakan antara masyarakat Islam dengan masyarakat lain ialah masyarakat Islam merupakan masyarakat yang penuh kasih sayang, tolong-menolong, dan cinta kasih yang didasarkan pada prinsip-prinsip kerjasama dan saling menghargai. Masyarakat Islam juga dibangun di atas pondasi saling mencintai dan pola interaksi yang lemah-lembut. Tidak ada tempat bagi sikap mau menang sendiri, egois, dan mementingkan diri sendiri. Hati para warganya dipenuhi rasa cinta kepada sesamanya. Lidah mereka banyak menyebut kebaikan dan kelebihan saudara-saudaranya. Mereka enggan menjatuhkan harga diri saudara-saudaranya dan merusak kehormatannya. Mereka tidak menyimpan dendam kesumat dan tidak suka menyiarkan gosip murahan. Sebagaimana digambarkan oleh Allah di dalam firmanNya, artinya :

أَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ

“Mereka adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS. Al-Fath :29)

أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ

Mereka bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu’min,Tapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir. (QS. Al-mai’dah :54)

Saudara-saudara seiman dan seakidah ! Islam telah melindungi umatnya dengan pagar internal yang sangat kokoh. Sebuah pagar yang dapat mencegah runtuhnya bangunan dan goyahnya pilar-pilar umat. Islam mendirikan pos-pos penjagaan dan pengamanan yang dapat melindungi bangunan Islam dari palu-palu godam yang bisa menyusup ke dalam kemudian melakukan perusakan dan mengadu domba penghuninya. Islam meminta para pemeluknya untuk benar-benar menjaga hak-hak iman dan ukhuwwah, dan mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa. Islam juga meminta umatnya menjaga lidahnya dari ucapan-ucapan yang bisa mencemarkan nama baik orang-orang mukmin. Kemudian dijadikan benteng yang kokoh untuk menekel kejahatan-kejahatan yang merusak dan penyakit-penyakit sosial yang ganas dan dapat menyerang bangunan masyarakat dari pondasinya. Lalu mengubahnya menjadi masyarakat yang selalu bertikai, berpecah belah, saling mendendam dan saling memusuhi. Ketika itu terjadi, celakalah masyarakat yang ditonton oleh musuh-musuhnya dari jauh, karena ia akan menjadi santapan yang lezat bagi mereka.

Ayyuhal muslimun ! Ada sebuah penyakit kronis dan virus berbahaya yang merebak di tengah masyarakat. Sedikit sekali majelis yang selamat dari penyakit ini. Dan jarang ada masyarakat yang bebas darinya. Penyakit ini mengembangkan sayapnya pada sebagian besar majelis, pada perkumpulan dan pertemuan kita, kecuali orang yang dirahmati Allah. Ia memayungi forum-forum tersebut dengan naungan-naungannya yang berat, meski sangat berbahaya bagi iman dan akhlak, dan memiliki dampak yang luas terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Penyakit itu adalah ghibah (menggunjing). Ia benar-benar merupakan prilaku tercela yang timbul akibat lemahnya iman, kelancangan lidah dan kotornya hati. Pelakunya mencerminkan watak yang buruk, perasaan yang jelek, akhlak yang lemah, ghirah kebajikan yang kurang dan tabiat yang rendah.

Ghibah (menggunjing) adalah musibah besar yang menimpa masyarakat. Ia memberikan pengaruh yang luar biasa pada hati dan jiwa. Ia menimbulkan dampak yang sangat buruk dan aneh pada keluarga dan masyarakat. Ia bekerja seperti api yang melahap ranting-ranting yang kering. Ia memisahkan kakak dari adiknya, menjauhkan orang dari kekasihnya, merusak hubungan dengan teman sejawat, dan mengganggu persahabatan. Penyakit ini telah banyak memisahkan istri dari suaminya, anak dari ayahnya, dan kakak dari adiknya. Betapa banyak tali yang ia putuskan dan fitnah yang ia timbulkan ! Betapa banyak dendam yang ia letupkan dan rasa permusuhan yang ia kobarkan di dalam dada ! Betapa banyak keburukan yang ia hadirkan ! Dan betapa besar bahaya yang ia datangkan ! Bahkan tidak jarang peperangan yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya dipicu oleh penyakit ini. Wal iyyadzubillah.

Seorang penggunjing adalah anggota yang beracun di dalam tubuh masyarakat. Ia menyakiti Allah, Rasulnya dan orang-orang mukmin. Ia adalah biang kerusakan di tengah umat Islam. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang suka membuat kerusakan.

Oleh karena itu, ibadallah, Islam mengharamkan ghibah (menggunjing) secara pasti. Bahkan Al-Qurthubi menyebut adanya ijma’ yang menyepakati bahwa ghibah termasuk dosa besar. Bahkan dosanya setara dengan dosa membunuh, riba, berzina dan dosa-dosa besar lainnya. Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan : “Ghibah adalah penyakit kronis dan racun yang terasa di lidah lebih manis dari madu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyjajarkan dosa ghibah dengan dosa membunuh dan merampas harta orang lain. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu bahwasanya beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (Shahih Muslim, 2564 )

Hasan Al-Basri Radiyallahu ‘Anhu mengatakan : “Demi Allah, ghibah lebih ganas dalam menggerogoti agama seorang mukmin dibanding kanker yang menggerogoti tubuhnya.”

Yang lebih dahsyat dan lebih hebat dari itu ialah firman Allah Subhanahu Wata’ala :

وَلاَيَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya (QS. Al-Hujurat :12)

Saudaraku ! Renungkanlah susunan kalimat yang digunakan dalam melarang ghibah yang disertai dengan kasian yang semakin menambah keburukan masalah ini dan membuat perbuatan ini semakin jelek dan keji. “Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Karena memakan daging manusia merupakan sesuatu yang secara naluriah sangat jelek, meskipun daging orang kafir. Lalu bagaimana jika yang dimakan adalah daging saudaranya yang seagama ?! Tentu kejelekannya akan semakin besar. Apalagi jika daging yang dimakan itu sudah mati dan menjadi bangkai ?

Subhanallah ! Betapa besar bahaya ghibah ! Dan betapa keji kejahatannya ! Subhanallah, Betapa banyak orang yang menyepelekannya sekarang ini ! Bahkan ghibah seolah-olah menjadi menu wajib di majelis-majelis mereka. Allahul musta’an.

Tentang makna ghibah, imam Muslim, Abu Daud dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Tahukah kamu apa ghibah itu ? Allah dan Rasulnya lebih tahu, “Jawab para sahabat. Beliau bersabda : “Kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.” Bagaimana jika saudaraku itu memang memiliki apa yang aku sebutkan ? tanya seseorang . Beliau menjawab : “Jika ia memang memiliki apa yang kamu katakan, kamu telah menggunjingnya. Dan jika tidak, berarti kamu telah memfitnahnya.”

Wahai orang-orang yang suka menggunjing ! Simaklah peringatan keras yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Daud bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Wahai sekian orang yang beriman dengan lidahnya dan hatinya belum dimasuki iman, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan jangan membuntuti aurat mereka. Karena barangsiapa yang suka membuntuti aurat mereka, maka Allah akan membuntuti auratnya. Dan barangsiapa yang dibuntuti auratnya oleh Allah, maka Dia akan membeberkannya di dalam rumahnya.” (HR.Ahmad, 4/420 dan Abu Daud, 4880 )

Ayyuhal ikhwah fillah ! Tahukah anda, apa hukuman bagi orang-orang yang suka menggunjing ? Simaklah, wahai orang-orang yang mengira bahwa masalah ini sangat ringan. Abu Daud meriwayatkan dari anas Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Ketika aku dibawa naik (Mi’raj ke langit), aku bertemu dengan kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakari wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya : “Siapakah mereka itu, hai Jibril ? Jibril menjawab : ‘Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging (menggunjing) manusia dan mencemarkan nama baiknya.” (Sunan Abi Daud, 4878 )

Dan ketika Aisyah Radiyallahu ‘Anha berkata kepada nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sesungguhnya Shofiyah itu begini begini,” (maksudnya: tubuhnya pendek), beliau langsung bersabda : “Sungguh engkau telah mengucapkan kata-kata yang andaikata engkau campur dengan air laut, engkau pasti bisa merusaknya.” (HR. Ahmad, 6/189, Abu Daud, 4875 dan At-Tirmidzi, 2502 ). Maksudnya : engkau pasti bisa mengubah air menjadi busuk.

Dengarlah, wahai orang-orang yang suka menyudutkan dan menyebarkan nama baik orang lain. Karena ada sebagian orang yang menganggap dirinya sebagai hakim yang berhak menjatuhkan putusan terhadap orang lain dalam satu kali sidang, bahkan dalam sekejap saja. Ia menyalahkan si ini, menganggap dungu si itu. Ia membodohkan yang ini, dan menyesatkan yang itu. Dan hal itu lebih mudah baginya dari pada meneguk air. Mana rasa takutnya kepada Allah ? Mana rasa perasaan diawasi oleh Allah ? Mana kepeduliannya terhadap kehormatan hak-hak orang lain ? Masalah ini sudah sampai pada puncaknya dan sudah keterlaluan. Kondisinya benar-benar gawat dan berbahaya, wahai umat Islam. Ini tidak boleh didiamkan dan dibiarkan begitu saja. Banyak sekali forum-forum dan tempat-tempat berkumpul yang berubah fungsi menjadi ajang untuk memasarkan rahasia pribadi orang. Dagingnya disajikan di atas nampan azab. Perbuatan dan aksi mereka dianggap seperti buah-buahan yang dihidangkan di tempat itu, padahal itu adalah api Neraka. Wal’iyadzubillah !

Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya sekelompok orang yang menjadi pengangguran terselubung. Mereka lebih suka berbicara daripada bekerja. Mereka terbuai oleh kesantaian dan kemalasan. Mereka tidak mampu mengikuti jejak orang-orang yang sungguh-sungguh dan bekerja keras. Maka mereka pun membuat gosip dan kritik terhadapnya. Bisnis mereka adalah mengkritik dan menyudutkan orang lain. Kebiasaan mereka adalah mencari-cari kesalahan orang lain dan mengarahkan tudingan kepadanya, baik secara tersirat maupun tersurat. Mereka membentuk forum-forum dan mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas bisnis palsu tersebut.

Hal ini adalah sesuatu yang benar-benar perlu disesalkan dan disayangkan. Ini sangat menyolok, menyedihkan dan memperhatinkan. Setan benar-benar telah mengelabuhi mereka.

Ibnul Qayyim Rahimahullah menyatakan : ‘Anehnya, manusia dengan mudah bisa menghindar dari banyak hal yang diharamkan, tetapi justru kewalahan mengendalikan gerakan lidahnya. Bahkan anda bisa melihat orang yang dipuji agamanya, zuhudnya dan ibadahnya, tetapi dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata yang dimurkai Allah. Satu dari kata-kata itu bisa menggelincirkannya dari timur ke barat.”

Hasan Rahimahullah berkata : “Kalau kamu melihat seseorang sibuk dengan kekurangan orang lain dan membiarkan kekurangannya sendiri, ketahuilah bahwa orang itu telah terpedaya.”

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Tahukah kamu, apa riba yang paling keji di sisi Allah ? Mereka menjawab : Allah dan Rasulnya lebih mengetahui , Beliau bersabda : ‘ Sesungguhnya riba yang paling keji di sisi Allah ialah menghalalkan kehormatan seorang muslim. ” Kemudian beliau membaca firman Allah :

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَااكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab :58)

Wahai umat Islam ! Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mendidik Sahabat-sahabatnya dengan adab yang tinggi. Beliau bersabda :

“Hendaknya tidak ada seorangpun yang menyampaikan sesuatu kepadaku tentang salah seorang Sahabatku. Karena sesungguhnya aku ingin menemui mereka dengan dada yang bersih.” (HR. Abu Daud,4860 dan At-Tirmidzi,3896 )

Allahu Akbar ! Bandingkan hal ini dengan kondisi orang-orang yang suka mencari-cari kesalahan orang. Mereka suka melebarkan celah, membeber aib orang , membesar-besarkan masalah, mendramatisir keadaan, berburuk sangka kepada sesama, dan membuat isu-isu yang provokatif. Banyak kata yang mati seketika tanpa pernah beranjak dari tempatnya. Dan banyak pula kata yang berubah menjadi percikan api, lalu diikuti dengan api yang menyala-nyala dan melahap apa saja.

Mereka tergila-gila dengan kebiasaan membeberkan aib orang, menyebarluaskan keburukannya, menyiarkan kekurangannya, serta membuka tabir dan sisi negatifnya yang kelam. Baik dalam skala individu, masyarakat, negara, pemerintah (rezim), lembaga maupun institusi. Baik di lingkungan ulama (intelektual), orang awam, pemuda, lansia, laki-laki, wanita maupun yang lain.

Cara yang diikuti oleh generasi salaf ialah saling menasehati, bukan saling membuka aib. Umar Radiyallahu ‘Anhu berkata : “Perbanyaklah menyebut nama Allah, karena itu adalah obat. Dan jangan suka menyebut aib sesama, karena itu adalah penyakit.”

Seorang ulama Salaf berkata : “ Ghibah itu lebih berat dari zina.” Bagaimana itu ? tanya seseorang. Ia menjawab : “ Orang yang berzina bisa bertaubat kemudian Allah menerima taubatnya. Sedangkan pelaku ghibah tidak akan diampuni dosanya sebelum ia diampuni oleh orang yang digunjingnya.”

Qatadah mengatakan : “Kami pernah diberitahu bahwa siksa kubur itu terbagi menjadi tiga bagian; sepertiga karena ghibah, sepertiga karena air seni, dan sepertiga lainnya karena namimah (adu domba).

Ada seorang laki-laki menggunjing laki-laki lain di dekat seorang ulama Salaf. Lalu ulama itu membentaknya dan berkata : “Hai kamu ! Jangan sekali-kali mendekati air liur anjing.”

Ayyuhal Muslimun ! Ghibah yang paling berbahaya ialah mendiskreditkan para pemimpin umat Islam. Yang seharusnya dilakukan ialah mendoakan mereka, menunjukkan kebaikan mereka, dan saling menasehati antara anda dengan mereka, agar dada masyarakat tidak terbakar dan perasaan umat tidak terluka. Begitu juga para ulama, juru dakwah dan penganjur kebaikan. Karena daging mereka beracun dan menggunjing mereka tercela. Barangsiapa yang suka menyudutkan dan mencari-cari kesalahan, mereka akan diuji oleh Allah dengan kematian hatinya sebelum kematian tubuhnya. Wal iyyadzubillah ! Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Askar Rahimahullah. Karena yang sempurna hanyalah Allah semata.

Siapa sih yang tidak pernah berbuat buruk ?
Dan siapa sih yang punya kebaikan saja ?

Bertakwalah kepada Allah, wahai kaum muslimin dan muslimat. Sesungguhnya ghibah banyak terjadi di majelis-majelis kaum wanita tentang Si Fulan dan Fulanah dalam bentuk yang mencengangkan. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melihat bahwa penghuni Neraka kebanyakan adalah kaum wanita.

Bertakwalah kepada Allah , wahai para penanggung jawab kemaslahatan umat. Jangan biarkan kebiasaan menggunjing makin marak di lingkungan anda. Dan jangan sekali-kali percaya kepada omongan orang tentang Si Fulan dan lain-lain kecuali setelah ada kejelasan dan chek and recheck.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat :6)

Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, wahai para pembuat laporan dan konsultan. Jangan sekali-kali membuat rekayasa untuk menjatuhkan orang-orang yang tidak bersalah. Dan jangan suka berburuk sangka kepada sesama.

Bertakwalah kepada Allah, wahai para ulama’ dan juru dakwah. Jagalah kehormatan saudara-saudara anda. Hadapilah semua orang kendati mereka berbeda pandangan dengan anda dengan pandangan yang positif (positive thingking). Jangan mau diadu domba oleh setan. Karena setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang rajin shalat. Maka, setan pun berusaha mengadu domba anda. Dan jangan sampai hubungan baik yang terjalin di antara anda semua dirusak oleh para penipu dan orang-orang bodoh yang tidak bertanggung jawab.

Bertakwalah kepada Allah, wahai para pemuda Islam. Jadilah satu kekuatan dalam mengemban misi kebaikan dan perbaikan. Bersatulah dengan para ulama dan umara yang bertakwa kepada Allah. Rapatkan barisan anda untuk menghadapi seragan lawan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

فَاتَّقُوا اللهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنَكُمْ وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang beriman”. (QS. Al-Anfal :1)

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua :

Amma ba’du

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Berusahalah untuk selalu memadukan hati. Rasakanlah selalu pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi. Jauhilah majelis-majelis yang penuh dengan ghibah. Karena akibat buruknya mencakup orang yang berbicara, orang yang mendengar dan orang yang merestuinya. Dan jangan pernah silau dengan banyaknya penggunjing.

Ayyuhal muslimun ! Kita sudah tahu betapa besarnya bahaya dan keburukannya ghibah. Dan kita pun tahu bahwa ghibah berupa menyebut apa saja tentang diri seorang muslim sedangkan ia tidak menyukainya, baik mengenai perangai, bentuk fisik atau lainnya. Sedangkan hikmah dari larangan menggunjing di dalam Islam ialah menjaga nama baik umat Islam, memelihara kehormatannya dan melindungi masyarakat dari palu-palu godam yang bisa merusak bangunannya dari dalam.

Ahibbati fillah ! Bila kita teliti ternyata penyebab dan pemicu muculnya penyakit berbahaya ini tidak lain adalah lemahnya iman, Juga termasuk upaya melampiaskan dendam dan amarah, mengikuti hawa nafsu, merasa diri paling hebat dan merendahkan orang lain. Karena secara tidak langsung orang yang menggunjing itu berkata : “Akulah yang sempurna dan merekalah yang salah. Akulah yang benar dan merekalah yang keliru.” Hal itu saja sudah cukup membuatnya menjadi orang hina dan bermoral rendah. Belum lagi ditambah dengan perasaan dengki, dendam dan permusuhan yang bersarang di dalam jiwa, serta kesewenang-wenangan terhadap orang lain yang tidak terkontrol dan terkendali.

Namun, para ulama seperti Al-Ghazali, An-Nawawi dan lain-lain telah membuat enam pengecualian, di mana ghibah boleh dilakukan karena darurat (terpaksa). Yaitu : mengadukan kedzaliman, meminta fatwa, meminta bantuan untuk merubah kemungkaran, dan menasehati umat Islam dari kejahatan, menunjukkan kefasikan yang dilakukan secara terang-terangan, menyebutkan identitas seseorang ketika jati dirinya hanya bisa dikenal dengan sifat tertentu.

Keenam hal itu terangkum dalam nadzam berikut ini :

Menjelekkan orang yang tidak termasuk ghibah dalam enam hal
Mengadukan kedzaliman, menunjukkan jati diri orang
Memperingatkan adanya bahaya, menunjukkan kefasikan
Meminta fatwa dan meminta bantuan untuk melenyapkan kemungkaran

Saudara-saudara yang seiman dan seakidah ! Terapi terbaik untuk mengatasi penyakit yang berbahaya ini ialah bertaubat kepada Allah dengan cara menghentikan kebiasaan yang buruk ini, banyak beristigfar, menghidari forum-forum ghibah, menjauhi orang-orang yang tidak baik, mendoakan orang yang anda gunjingkan dan meminta maaf kepadanya, selalu membaca doa kaffaratul majelis dan menutupnya dengan istigfar dan taubat, membiasakan diri untuk berbaik sangka (positive thingkig) kepada sesama dan berusaha mencarikan alasan yang bisa diterima (memaklumi perbuatannya), menghindari isu-isu yang memanas-manasi dan perasangka buruk, serta mengingat mati dan rumah Akhirat.

Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Al-Karkhi Rahimahullah selalu berkata kepada orang yang mengghibah di sisinya : Hai bung ! Ingatlah saat kain kafan, kapas dan kapur barus dipasang di tubuhmu.”

Oh, betapa senangnya orang yang digunjing. Karena ia bisa mendapatkan kebaikan dari orang-orang yang menggunjingnya. Menurut salah satu riwayat, ketika Hasan Al-Basri mendapat informasi bahwa seseorang telah menggunjingnya, ia langsung mengirimkan kurma segar sebanyak satu nampan kepada orang tersebut dan berkata padanya : “ Aku mendapat informasi bahwa kamu telah memberikan kebaikanmu kepadaku (dengan cara menggunjingku). Maka aku ingin membalas kebaikanmu. Tetapi maafkanlah aku, karena aku tidak bisa membalasnya dengan balasan yang setimpal.”

Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah kepada Allah dan bertaubatlah kepadaNya dari segala macam dosa, maka anda meraih kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan Akhirat. Mudah-mudahan Allah berkenan menganugerahi kita semua taubat yang nasuha, dan kita benar-benar bisa kembali ke jalan yang benar.

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

[Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky]