Ratusan warga Ethiopia berdarah Yahudi, selasa kemarin melakukan demonstrasi di ibukota, Adis Ababa. Mereka memprotes diulur-ulurnya janji pemerintah untuk memulangkan mereka ke Israel.

Sekitar 350 orang berkumpul di depan sebuah gereja di ibukota Ethiopia itu menuntut Israel agar mempercepat pemulangan mereka. Mereka mengancam akan melakukan mogok makan bila tuntutan tersebut tidak dipenuhi dalam tiga hari.

Beberapa waktu lalu, pemerintah Israel telah mengumumkan akan melakukan upaya ekstra bagi pemulangan Yahudi Ethiopia yang asal-usul mereka terbukti valid dan berjumlah sekitar 20 ribu orang. Proses pemulangan itu dilakukan secara bertahap hingga diperkirakan rampung tahun 2007 nanti.

Etnis Yahudi yang dikenal di Ethiopia dengan sebutan Plashamora mengalami sedikit kesulitan untuk membuktikan asal-usul keturuna mereka karena itu pemulangan mereka tertunda, berbeda dengan Yahudi Plasha yang proses pemulangan mereka rampung pada awal tahun 90-an lalu.

Seperti diketahui, proses pemulangan Yahudi Plasha dari Ethiopia dimulai sejak tahun 1984, tepatnya ketika proses pemulangan sekitar 12 ribu orang dari mereka secara rahasia ke Israel berjalan mulus. Pemulangan rahasia tersebut terjadi berkat kerjasama dengan pemerintah Sudan saat itu yang memberikan kemudahan bagi lalu lintas pesawat-pesawat terbang yang mengangkut mereka melalui beberapa bandaranya.

Setelah dibukanya hubungan diplomatik antara Israel dan rezim Ethiopia ketika itu yang diperintah diktator Mongesto Milla Maryam tahun 1989, proses ‘hijrah’ gelombang kedua pun dapat dilakukan untuk etnis Yahudi Plasha. Alasannya ketika itu adalah agar mereka tidak tercerai-berai dengan para keluarga mereka yang sudah terlebih dahulu berangkat.

Kemudian setelah rezim Mongesto jatuh pada tahun 2003, pemerintah yang berkuasa setelahnya menghentikan langkah Israel untuk mendatangkan sisa-sisa keluarga Yahudi di Ethiopia tersebut. Pemerintah Ethiopia ketika itu beralasan bahwa ‘hijrah kolektif’ tidak diperlukan selama setiap warga Ethiopia masih bisa untuk keluar negeri sendirian kapan pun ia mau.

Dalam kunjungan menteri luar negeri Israel, Solovan Shalom ke Adis Ababa beberapa waktu lalu, pemerintah Israel di bawah perdana menteri Ariel Sharon mengesahkan rencana mendatangkan 700 orang Yahudi Plasha untuk setiap bulannya. (istod/AH)