Suatu hari, ketika Juha sedang berada di tingkat atas rumahnya, tiba-tiba datang seseorang mengetuk pintu rumahnya.

Mendengar ketukan pintu rumahnya, Juha pun bergegas menuju jendela dan mengarahkan pandangannya ke bawah untuk melihat orang yang mengetuk pintu rumahnya. Di depan pintu, Juha mendapati seorang lelaki yang tidak ia kenal. Juha pun bertanya kepadanya, “Ada perlu apa?”

Lelaki itu menjawab, “Turunlah ke bawah sebentar! Ada yang perlu saya bicarakan.” Juha pun segera turun menemui lelaki tersebut.

Setelah berhadapan dengan Juha, lelaki itu pun menjelaskan keperluannya seraya berkata, “Saya adalah orang miskin, Tuan. Saya harap Tuan bisa membantu saya.”

Mengetahui bahwa lelaki tersebut adalah seorang pengemis, Juha merasa kesal karena lelaki tersebut telah mengganggu pekerjaan Juha. Namun Juha menyembunyikan kekesalannya dalam hati dan berkata kepada sang pengemis, “Kalau demikian, mari ikut saya ke atas!” Keduanya pun naik ke tingkat dua rumah Juha.

Setibanya di atas, Juha berkata, “Maaf, saya tidak bias memberimu apa-apa. Tapi, berdoalah kepada Allah! Mudah-mudahan Allah mempermudah segala urusanmu.”

Mendengan ucapan Juha tersebut, sang pengemis bertanya, “Kalau Tuan tidak bisa membantu saya, kenapa Tuan membawa saya ke atas? Kenapa Tuan tidak mengatakannya tadi ketika kita di bawah?

Juha menjawab, “Anda sendiri, kenapa Anda tadi meminta saya untuk turun? Kenapa Anda tidak mau menceritakan keperluan Anda ketika saya sedang berada di atas?”