Sekali pun segenap daya dan upaya telah dikerahkan, antisipasi dan evaluasi setiap tahunnya atas penyelenggaraan haji terus dilakukan pemerintah kerajaan Arab Saudi, namun takdir Allah tak dapat dielakkan. Tragedi memilukan kembali terjadi di MINA, bedanya, kalau sebelum-sebelumnya sering terjadi pada hari puncak kedatangan di MINA saat semua jema’ah menuju Jumroh Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, tetapi kali ini justeru terjadi pada tanggal 12 Dzulhijjah yang biasanya sepi dari tragedi seperti ini saat pelemparan jumroh (tragedi berdarah pada beberapa tahun lalu terjadi di terowongan, bukan di tempat melempar jumroh-red).

Mengenai tragedi hari Kamis kemarin itu, menteri kesehatan Arab Saudi, Hamd bin Abdullah al-Mani’ menegaskan, jumlah korban aksi desak-desakan saat pelemparan jumroh di Mina bertambah menjadi 245 korban tewas dan 289 korban luka-luka.

Dalam konferensi pers yang digelar rumah sakit umum Mina, kepada para wartawan, menkes itu menambahkan, kebanyakan korban mengalami luka-luka ringan dan sebagian besar dapat segera keluar setelah mereka mendapatkan pertolongan pertama.

Al-Mani’ beralasan, bertambahnya korban tersebut akibat terjatuhnya beberapa barang dan tas milik jema’ah haji, di samping tidak ta’atnya sebagian jema’ah haji dengan peraturan yang berlaku saat melempar jumroh.

Dalam pemandangan tragis itu, mayat-mayat dan para korban luka bergeletakan di lokasi kejadian di dekat pintu masuk bagian timur jembatan jamarat.

Selain itu, terinjak-injaknya puluhan orang dalam tragedi desak-desakan ini menyebabkan suasana semakin panik sehingga para jema’ah haji berhamburan ke sana kemari untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, aparat keamanan memblokade penuh kawasan tersebut ketika puluhan mobil ambulance melakukan evakuasi terhadap para korban luka-luka ke beberapa rumah sakit dan medical center terdekat. Mayat-mayat yang tergeletak itu kemudian diletakkan ke dalam peti es bermuatan besar.

Aparat kemanan membentuk pagar betis agar dapat menguasai kondisi dan membuka jalan bagi mobil-mobil ambulance tersebut.

Informasi terakhir menyebutkan, secara perlahan kondisi sudah kembali kembali dan aktifitas melempar jumroh telah dapat dimulai sebelum matahari tanggal 12 Dzulhijjah terbenam dan jema’ah haji terakhir yang mengambil Nafar Awwal (gelombang pertama jema’ah haji yang ingin meninggalkan lokasi melempar jumroh sebelum matahari tanggal 12 Dzulhijjah terbenam-red) pun dapat keluar dari lokasi Mina.

Beberapa laporan resmi dan saksi mata hampir sepakat bahwa mayoritas korban berasal dari negara selatan dan asia tenggara. (istod/AH