Dewan menteri Kuwat, Ahad pagi mengangkat Syaikh Sa’d al-‘Abdullah al-Salim al-Shabah sebagai Emir negeri itu menggantikan mendiang Emir Jabir al-Ahmad al-Jabir al-Shabah.

Berdasarkan konstitusi Kuwait, penunjukan pengganti Emir dilakukan setelah 3 hari dari hari wafatnya Emir terdahulu. Diangkatnya, Syaikh Sa’d sesuai dengan tradisi yang berlaku selama ini, bahwa putra mahkota otomatis akan menggantikan posisi Emir sebelumnya.

Beberapa sumber resmi Kuwait mengumumkan, jenazah mendiang Emir Jabir selanjutnya akan dimakamkan ke tempat peristirahatan terakhirnya setelah shalat ‘Ashar, Ahad.

Sebelumnya, pada subuh hari Ahad, kemarin, istana keemiran Kuwait telah mengumumkan berita wafatnya Syaikh Jabir al-Ahmad dalam usia 77 tahun. Kabar wafatnya orang nomor satu Kuwait itu disiarkan stasiun televisi resmi melalui menteri penerangan Anis ar-Rasyid. Seketika itu juga, stasiun televisi itu menghentikan jam tayangnya dan hanya mengisinya dengan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an.

Selanjutnya diumumkan masa berkabung resmi selama 40 hari dan diliburkannya kantor-kantor instansi pemerintah selama 3 hari.

Sebagai informasi, mendiang Emir Jabir dilahirkan pada tahun 1938 dan memulai studinya di Madrasah al-Mubarakiyyah, di Kuwait. Ia pernah ditunjuk sebagai hakim untuk kawasan al-Ahmadi dari tahun 1949 hingga 1950, lalu dipercaya menjadi kepala bagian keuangan dan pekerjaan tahun 1959 untuk kemudian menduduki jabatan menteri keuangan, industri dan perdagangan pada tahun 1963. Pada tahun 1966 ia diangkat sebagai putra mahkota, dan setelah wafatnya Shabah Salim al-Shabah, emir sebelumnya, ia pun diangkat menjadi Emir negeri kaya minyak itu pada tanggal 31 Desember 1977.

Selama masa pemerintahannya, Jabir berhasil melakukan reformasi dan modernisasi di segala bidang, terutama bidang perekonomian, kependudukan, pendidikan dan industri. Pasca invasi Iraq, ia kembali memimpin proses rekonstruksi negeri itu dan berhasil menghapus dampak negatif yang ditimbulkan invasi Iraq pada tahun 1990 tersebut terhadap negerinya.

Sementara itu sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa yang mendalam, Ahad di Iraq juga diumumkan masa berkabung nasional selama 3 hari atas wafatnya Emir Kuwait tersebut. Dalam keterangan persnya, pemerintahan Iraq (bentukan pasukan pendudukan Amerika) mengatakan, “kami mengungkapkan rasa duka dan belasungkawa mendalam atas kabar wafatnya yang mulia Emir Kuwait.”

Sementara itu, Kerajaan Bahrain juga ikut mengumumkan masa berkabung selama 40 hari dan diliburkannya aktifitas di berbagai kantor instansi pemerintah selama 3 hari sebagai bentuk belasungkawa mendalam atas wafatnya penguasa negara tetangganya itu. (istod/AS)