Universitas Syekh Zaid el-Nehyan, Dubai, Uni Emirat Arab memecat seorang dosen wanita asal Amerika yang mengajar di universitas tersebut karena telah menyebarkan selebaran yang berisi photo copy karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW kepada para mahasiswa.

Seorang teman laki-lakinya sesama dosen di universitas tersebut menyebutkan, dosen wanita asal Amerika itu membagi-bagikan copi-an karikatur tersebut kepada para mahasiswanya dengan tujuan untuk mendiskusikannya. Tetapi tindakan itu malah dilaporkan dan akhirnya ia dipecat. Ditambahkan, wanita Amerika itu selama ini mengajarkan mata kuliah ‘Bahasa Inggeris’ di Universitas tersebut yang khusus untuk mahasiswi. Kabarnya, ia telah dipecat sejak dua hari lalu.

Beberapa surat kabar setempat menyebutkan, Syekh Nehyan bin Mobarak el-Nehyan, menteri pengajaran -yang juga rektor Universitas Zaid tersebut- memerintahkan pemecatan terhadap Dr Cieberz. Menteri pengajaran itu mengatakan, “Lembaga pendidikan negeri ini amat menjunjung tinggi norma-norma Islam dan Arab.”

Reaksi Atas Pemuatan Karikatur Terus Berlanjut

Nampaknya, reaksi keras terhadap pemerintahan Denmark, Norwegia dan sejumlah negara Eropa yang surat kabarnya memuat karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW terus berlanjut di negara-negara Islam.

Di Mesir, divisi umum ‘ex-change’ pada kamar dagang Mesir mengumumkan, kantor-kantor ‘money changer’ di negeri itu menghentikan aktifitas transaksi dengan mata uang Denmark atau pun Norwegia. Keputusan itu, diambil oleh dewan manajemen divisi umum ‘exchange’ negeri Kan’an itu.

Sementara itu, pagi hari ini, Jum’at direncanakan akan digelar tabligh akbar ‘membela Rasulullah SAW’ yang akan diisi dengan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dan beberapa orasi mengenai ‘cinta Rasulullah SAW.’ Selanjutnya, akan diteruskan dengan aksi turun jalan.

Terkait dengan maraknya demonstrasi anti Denmark di Mesir, duta besar Denmark untuk Mesir telah meminta ma’af kepada pemerintah Mesir atas pemuatan karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW. Ia merasa prihatin atas apa yang terjadi sekarang ini.

Namun lain dubes, lain pula kebijakan pemerintahnya. Hingga saat ini, pemerintah Denmark tetap bersikeras tidak akan meminta ma’af. Sebaliknya, atas maraknya aksi anti Denmark di dunia Islam, pemerintah Denmark malah memberikan sanksi kepada sejumlah tokoh Islam di negeri itu dengan memarjinalkan mereka dari keikutsertaan dalam pembicaraan mengenai proses integrasi umat Muslim -yang telah menjadi WN Denmark- ke dalam masyarakat Denmark. Pemerintah menuduh para tokoh agama tersebut telah memprovokasi pihak luar (dunia Islam) terhadap pemerintah Denmark

Di Yaman, dua surat kabar ‘el-Ray el-‘Am (Opini Publik)’ dan ‘Yemen Observer’ -berbahasa Inggeris- telah dibredel pemerintah setempat menyusul tindakan mereka memuat ulang karikatur penhinaan terhadap Nabi SAW. Sementara para redaktur kedua surat kabar tersebut telah dipanggil oleh dewan pers setempat untuk dimintai pertanggung-jawabannya serta diambil tindakan hukum selanjutnya terhadap mereka.

Seperti diketahui, tiga hari sebelumnya, surat kabar setempat ‘el-Hurriya’ juga telah dibredel karena pemuatan karikatur yang menghina nabi SAW dan membuat marah umat Islam sedunia itu.

Di tempat terpisah, sekjen PBB, Kofi Anan tersentak dan merasa heran karena hingga kini masih ada surat kabar yang memuat karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW itu. Ia sangat mengecam media Barat atas tindakan tidak berperadaban tersebut. (istod/AH)