Menteri perbaikan Italia yang dikenal berhaluan ekstrem kanan, Roberto Calderoli membuat kemeja yang bersablon karikatur-karikatur penghinaan terhadap Rasulullah SAW. Ini benar-benar merupakan tindakan provokatif dan tantangan terbuka terhadap umat Islam. Beberapa hari sebelumnya, ia pun telah menyerukan dilancarkannya ‘propaganda Salibisme’ terhadap Islam.

Seperti yang dirilis kantor berita Italia, Ansa mengutip ucapan Calderoli, anggota partai Liga Utara Anti Imigran (LUAI) yang anti warga imigran, khususnya umat Islam, “Saya memiliki kemeja yang bersablon karikatur-karikatur yang telah menyinggung Islam itu. Saya akan mulai memakainya hari ini.!!”

Menteri ekstrem itu menambahkan, bangsa Barat hendaknya melawan apa yang disebutnya ‘kelompok Islam ekstrem. Ia menawarkan kemeja-kemeja bagi siapa saja yang menginginkannya. Ia mengklaim kemeja-kemeja tersebut bukan dimaksudkan sebagai tindakan provokatif.??!!

Calderoli melanjutkan celotehnya, “Kita harus meletakkan batasan bagi cerita ini, bahwa kita bisa berbicara dengan mereka-mereka itu (maksudnya, Umat Islam-red). Mereka itu hanya ingin menghinakan umat selain mereka. Hanya itu saja di balik yang terjadi di sana. Apakah sekarang kita sudah menjadi bagian dari ‘peradaban keju’ masa lalu.?” Demikian seperti yang dilansir kantor berita REUTERS.

Seperti diketahui, menteri ekstrem Italia yang dikenal dengan berbagai propagandanya yang anti Islam, minggu yang lalu telah menyerukan penggunaan kekuatan terhadap umat Islam. Ia meminta campur tangan Paus Vatikan, Benedictus XVI untuk mengkoordinir propaganda salibisme baru terhadap Islam.

Lebih dari itu, partai LUAI di mana Calderoli merupakan salah satu anggotanya memang dikenal anti terhadap warga imigran dan umat Islam. Partai ini nampaknya berusaha menggunakan kesempatan terjadinya tindak kriminal oleh beberapa surat kabar barat dalam melecehkan sebaik-baik makhluk Allah di muka bumi ini, nabi kita Muhammad SAW untuk mempromosikan program partai yang berhaluan ekstrem kanan itu. Aksi itu tidak lain sebagai upaya untuk meraih dukungan dua bulan menjelang akan diselenggarakannya pemilihan legislatif di Italia. (ismo/AH)