Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), senin, menyatakan, warga Afghanistan yang tengah menghadapi eksekusi mati terkait dengan kemurtadannya sedang berupay mendapatkan suaka di luar negeri.

Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat mengatakan, laki-laki yang dipangil ‘Abdurrahman dan baru dipenjara bulan ini karena kemurtadannya tersebut akan segera dibebaskan.

Adrian Edwardez, juru bicara PBB di Kabul mengatakan, “Tuan Rahman telah meminta suaka ke luar Afghanistan.”

Hari itu, sebanyak ratusan warga Afghanistan melakukan unjuk rasa memprotes dibebaskannya si murtad tersebut. Para demonstran meneriakkan yel-yel menuntut diadilinya warga Afghanistan yang murtad itu. Mereka juga menuntut dilakukannya eksekusi mati terhadapnya.

Sebagai reaksi atas sikap pemerintah Afghanistan yang melunak, para demonstran menuduh pemerintah telah melakukan pelanggaran terhadap konstitusi Islam Afghanistan karena tunduk terhadap tekanan barat. Mereka meneriakkan yel-yel anti Washington seperti ‘Jatuhlah Bush.!’

Dalam pada itu, presiden Afghanistan pro pendudukan Amerika, Hamid Karzei nampaknya berupaya untuk melakukan intervensi secara pribadi dalam masalah tersebut sehubungan dengan derasnya tekanan-tekanan internasional, khususnya dari sekutu-sekutu dekatnya. Hanya saja, ia juga menghadapi dilema karena akan berhadapan dengan penentangan keras para ulama Afghanistan.?!!

Bersamaan dengan itu, Amerika Serikat terus melakukan tekanan terhadap Afghanistan seiring dengan tekanan-tekanan lain yang dilakukan pihak barat agar membebaskan si murtad tersebut. Hal ini terlihat dari upaya menlu Amerika Serikat, Condoleezza Rice untuk mengadakan kontak telepon langsung dengan presiden Afghanistan, Karzei memintanya agar ‘menyelesaikan permasalahan tersebut secepatnya.!!??’

Menghadapi tekanan tersebut, salah seorang hakim Mahkamah Agung (MAA) Afghanistan mengatakan, pihak pengadilan tidak akan tunduk terhadap tekanan-tekanan luar negeri tersebut. “Sistem peradilan adalah sebuah sistem yang independen. Kami akan selalu mengawasi dengan ketat permasalahan tersebut.”

Sebelumnya, keluarga Abdurrahman telah meminta kepada pihak pengadilan agar membebaskan anggota keluarga mereka itu dan menghentikan proses pengadilan terhadapnya. Mereka menegaskan, Abdurrahman mengalami tekanan jiwa.

Seorang hakim MAA menjelaskan, pihaknya melihat ada indikasi mental Abdurrahman sedang terganggu. Ia menegaskan, terdapat tanda-tanda keguncangan dalam diri Abdurrahman.!!?? (istod/AH)