Pihak intelijen militer Belanda meminta dilakukan tindakan pemecatan terhadap sejumlah prajurit milter beragama Islam yang dinilai radikal dari dinas kemiliteran dan pasukan pembela kerajaan Belanda dengan klaim membahayakan militer Belanda. Mereka juga diduga bisa mempengaruhi prajurit-prajurit lainnya di kemiliteran Belanda dan pasukan pembela kerajaan karena membawa pemikiran-pemikiran yang ekstrem.

Direktur intelijen militer independen, jenderal Pert Peedon mengatakan, keberadaan prajurit Muslim dalam pasukan militer Belanda dapat menjadi ancaman bila terjadi pengiriman pasukan ke luar negeri, khususnya ke negara-negara Islam seperti Afghanistan. Ia menambahkan, “Mereka bisa jadi membelot dari barisan pasukan militer Belanda atau menyebarkan pemikiran Islam yang dapat merugikan citra pasukan militer yang diutus Belanda ke luar negeri.!?”

Seperti diketahui, saat ini jumlah personil militer Belanda mencapai 60.000 perwira dan prajurit. Sementara jumlah prajurit Muslim dalam militer Belanda mencapai 3% hingga 7%, kebanyakan mereka berasal dari etnis Turki dan Maroko. Keberadaan prajurit Muslim itu tak terlepas dari kebijakan perekrutan dalam kemiliteran Belanda yang dilakukan atas dasar sukarela. (istod/AS)