Peperangan di negeri berpenduduk muslim 100 persen ini, Somalia nampaknya masih belum akan berakhir. Sejak tergulingnya pemerintahan diktator beberapa tahun lalu, perang antar suku dan berbagai kepentingan terus terjadi.

Berbagai upaya perdamaian pun terus digalakkan namun kenyataannya ada saja pihak yang merusaknya. Bahkan pasukan perdamaian PBB di bawah komando Amerika pernah masuk ke negeri ini. Hasilnya, mereka pun tidak sanggup dan pasukan Amerika yang suka bikin keonaran dan kerusakan di sana hengkang tanpa alasan. Pemerintahan pun sudah silih berganti dan selalu mengalami hambatan.

Baru-baru ini, ada secercah harapan di mata rakyat sejak pemerintahan berorientasi Islam berkuasa, terlebih lagi sejak adanya upaya menerapkan syari’at Islam. Keamanan kembali menyeruak dan keadilan pun mendapatkan tempatnya. Rupanya, kondisi seperti ini tidak dikehendaki pihak-pihak Islam phobia, terutama Amerika Serikat. Dengan dalih memerangi kelompok Islam radikal dan teroris, mereka memainkan peran melalui tangan Muslim yang lain. Milisi-milisi yang selama ini kadung doyan perang kini jadi kaki tangan negara adidaya itu untuk menggebuk kelompok Islam. Tak terhindarkan, fitnah besar terjadi dan darah Muslim pun ditumpahkan oleh sesama Muslim sendiri. Itulah kenyataannya!!

Selama sepekan ini, terjadi kontak senjata antara kedua belah pihak alias pihak pro syari’at dan anti syari’at dukungan Amerika terus berkecamuk dan banyak memakan korban.

Perkembangan terbaru, diberitakan jumlah korban tewas dan luka-luka dalam kontak senjata yang memasuki hari ketujuh secara berturut-turut antara para pejuang Islam dan milisi perang Somallia di ibukota Magadiso meningkat menjadi 180 orang.

Seperti yang dirilis stasiun berita ‘ALJAZEERA’ dari sebuah sumber penerangan di ibukota Somalia, korban pertempuran tersebut telah mencapai 80 orang tewas sementara sekitar 100 orang lainnya menderita luka-luka setelah pada hari Selasa, kemarin jatuh korban 9 orang, dua diantaranya bocah.

Pertempuran telah meletus sejak hari Ahad lalu antara para pejuang bentukan Mahakim Islamiyah (Pengadilan Islam) dan milisi perang yang didukung dan didanai oleh pemerintah Amerika Serikat setelah beberapa anggota milisi itu menyerang arak-arakan milik Mahkamah Islamiyah (MI).

Pertemuran pada hari Selasa, kemarin berlanjut hingga ke kawasan Seisi dimana terdengar dentuman senjata-senjata berat dan rudal.

Pertempuran yang terus berkecamuk di beberapa tempat itu membuat para penduduk mengungsi keluar perkampungan mereka. Menurut laporan, intensitas pertempuran hampir sama dengan pertempuran yang pernah terjadi di ibukota Somalia pada bulan Februari dan Maret lalu dimana jatuh korban tidak kurang dari 90 orang.

Seperti diketahui, MI yang kini telah diaktifkan di 12 kawasan kembali berfungsi mengendalikan kondisi sebagian kawasan kota. MI berupaya menerapkan syari’at Islam di bumi Somalia. Beberapa waku lalu, dampaknya telah dirasakan oleh penduduk dimana rasa aman dan keadilan kembali ke dalam kehidupan mereka yang selama ini terus diliputi suasana ketakutan dan mencekam.

Dalam pada itu, Amerika Serikat mendukung gabungan milisi-milisi perang yang masih eksis di sana yang kini menamakan diri ‘Aliansi Pemulihan Perdamaian Dan Anti Teroris’ sebagai bagian dari upaya negara adidaya itu memerangi kelompok-kelompok Islam. Hal ini sudah jelas semakin menambah runyam permasalahan di negeri yang bergejolak itu. (ismo/AH)