Suatu hari, seorang wanita separuh baya yang tinggal tidak jauh dari rumah Juha mendatangi Juha dan berkata, “Wahai Juha! Anda telah mengetahui keadaan anak gadisku. Ia adalah anak yang nakal dan sulit diatur. Saya berharap Anda mau meruqyahnya?”

Juha menjawab, “Sesungguhnya ruqyah seorang lelaki tua sepertiku tidak akan banyak berpengaruh terhadapnya. Sebaiknya Anda mencari seorang pemuda shaleh yang berusia antara dua puluh lima sampai tiga puluh tahun untuk menikahinya, sehingga ia bisa meruqyahnya dan sekaligus membimbingnya menuju kebaikan. Saya yakin apabila anakmu itu telah dikarunia anak oleh Allah, ia akan menjadi wanita yang berakal cerdas dan tidak nakal lagi.”