Sekolah-sekolah Tahfizhul Qur’an kini banyak bertebaran di negara Chad. Para orang tua di sana menggantungkan harapan pada anak-anak mereka agar kelak menjadi para hafizh Kitabullah sehingga mendapatkan tempat yang layak di tengah masyarakat Chad.

Di salah satu lembaga khusus untuk Tahfizhul Qur’an terdapat 300 pelajar, di antara mereka ada seorang bocah yang berusia di bawah 9 tahun namun sudah hafal lebih dari separuh al-Qur’an dan bertekad akan menyelesaikannya paling lama 2 tahun ke depan. Ia bercita-cita ingin menjadi ustadz di masa yang akan datang. Demikian seperti yang dilaporkan koresponden stasiun berita terkemuka Arab ‘al-Jazeera.’

Masa belajar di lembaga itu berlangsung selama 4 tahun. Para pengelola lembaga itu menegaskan, mereka memberikan pengajaran dengan metode yang berbeda dari tempat-tempat tahfizhul Qur’an lainnya yang sering disebut Khalawi. Metode belajar di Khalawi ini berlangsung secara bebas di alam terbuka di mana anak-anak tidak diawasi secara ketat bahkan diberi waktu libur pada hari Kamis. Di sela-sela libur itu mereka diajarkan juga ilmu tajwid.

Di samping Tahfizhul Qur’an, lembaga itu juga menyediakan asrama bagi para pelajarnya dengan bayaran 20 dolar AS perbulan.

Seperti diketahui, Chad terletak di jantung Afrika bagian tengah. Jumlah umat Islam mencapai 85% dari total penduduk yang hampir mencapai 7 juta jiwa. Umat Islam terpusat di bagian utara dan timur sementara sisanya (15%) merupakan penganut agama Kristen dan animisme.

Sedangkan dari sisi etnis dan bahasa, mayoritasnya adalah berasal dari etnis Arab dan masyarakat padang sahara Sudan. (ismo/AH)