Sepekan menjelang warga Amerika memperingati tragedi 11 September yang terjadi pada tahun 2001 lalu, jumlah korban perang yang dilancarkan pemerintahan presiden G W Bush terhadap apa yang disebutnya ‘Terorisme’ melampaui jumlah korban yang tewas dalam tragedi naas itu seiring dengan datangnya sejumlah anggota pasukan Amerika yang tewas di Iraq dan Afghanistan sehingga menurut data resmi pemerintah AS menjadi 2974.

Berdasarkan data resmi pemerintah AS, jumlah korban perang terhadap ‘terorisme’ itu menjadi lebih besar satu jiwa dibanding korban tragedi 11 September 2001 yang berjumlah 2973.

Bersamaan dengan dipublikasikannya data resmi tersebut, presiden Bush masih saja mengklaim bahwa pendudukannya atas Iraq dan Afghanistan menambah rasa aman warga Amerika.

Statement ini kontan ditolak oleh para pengeritik kebijakan Bush. Mereka mengatakan, pendudukan Amerika atas Iraq telah mendorong bertambahnya rasa kebencian Dunia Islam terhadap Amerika Serikat.

Berdasarkan laporan stasiun berita ternama Amerika ‘CNN’, ketua Partai Demokrat di kongres Amerika, Senator Harry Ride mengatakan, “Rakyat Amerika tahu, 5 tahun pasca tragedi 11 September, kami tidak lagi berada dalam situasi aman yang semestinya kami dapati dan yang mungkin bisa terjadi.”

Para pengeritik itu mendesak Bush untuk memulangkan pasukan Amerika yang berjumlah 140 ribu personil dari Iraq.

Seperti diketahui, data tidak resmi atas jumlah korban tewas pasukan Amerika di Iraq dan Afghanistan jauh lebih besar dibanding data resmi yang diumumkan kantor presiden Bush.!!??

Sebagian para pengamat menyiratkan, pihak Washington berupaya menyembunyikan angka yang sebenarnya dalam perang mereka terhadap ‘terorisme’ tersebut untuk menyesatkan opini publik Amerika karena khawatir kritikan yang diarahkan kepada pemerintah AS akan semakin meningkat. (ismo/AS)