Kalau para elite Italia gencar melakukan propaganda anti hijab dan busana muslimah, lain pula halnya dengan pengusaha bisnis wisata setempat. Nampaknya, propaganda itu sendiri berhadapan dengan kendala yang demikian banyak, salah satunya kemampuan kaum Muslim memaksakan keinginan mereka dan membuat orang lain menghargai mereka, termasuk terhadap para pengusaha bisnis wisata.

Sebuah majalah ‘Le Noval Observature’, yang terbit di Prancis baru-baru ini menyingkap terobosan yang dilakukan para pengelola sebuah villa terkenal di Italia yang terletak di laut Adriatik. Mereka memutuskan untuk menyediakan sebuah tempat khusus bagi para wanita muslimah berhijab. Demikian seperti yang dilansir situs ‘Akhbar El Alam El Syamila’.

Para pengelola pantai itu menyatakan, mereka telah mengkhususkan pantai tersebut karena semakin bertambahnya para turis wanita berhijab yang datang berwisata. Di samping, memberikan pelayanan khusus bagi mereka sehingga dapat menikmati suasana pantai dengan kepala terbuka jauh dari pandangan kaum lelaki iseng.

Sementara itu, seperti diketahui, pemerintah Tunisia melakukan langkah yang sebaliknya. Sesuai undang-undang negara tersebut, wanita dilarang mengenakan penutup kepala wanita atau apa yang disebut dengan ‘hijab’ dan mengkategorikannya sebagai pakaian sektarian.!!?? Larangan juga diberlakukan di sekolah-sekolah dan semua instansi pemerintahan. Kenyataannya di lapangan tidak sebatas itu, pemerintah Tunisia malah demikian gencar melarang penggunaan hijab tersebut hingga di jalan-jalan raya. Demikian seperti yang disebutkan beberapa laporan dan LSM-LSM HAM. (ismo/AH)