Pengadilan Rwanda memvonis 30 tahun penjara atas seorang biarawati Katholik bernama Theofiester Mocaciepepe dengan tuduhan ikut membantu kelompok bersenjata suku Houto membunuhi suku Tutsi di rumah sakit tempat di mana ia bekerja pada tahun 1994 lalu, di samping sejumlah tindak kriminal pembunuhan lainnya.!?

Seperti yang dilansir stasiun berita BBC, Jan Patiest Nedahampa, kepala pengadilan rakyat di kota Potary menjelaskan, biarawati tersebut telah mengidentifikasi sejumlah orang Tutsi di rumah sakit, lalu menyeret mereka keluar untuk diserahkan kepada milisi bersenjata suku Houto.

Ketika menjelaskan kekejaman sang biarawati, Nedahampa dalam wawancaranya dengan kantor berita Prancis menambahkan, wanita itu sama sekali tidak punya rasa belas kasihan terhadap wanita-wanita hamil. Ia dengan tega membuang orok-orok di tong sampah.!!??

Hakim pengadilan itu meneruskan, “Terdakwa pernah melakukan beberapa pertemuan dengan milisi-milisi Houto tersebut. Bahkan salah satu perwira militer ikut mendampinginya ketika mengidentifikasi para calon korbannya.!!”

Mocaciepepe dianggap sebagai biarawati pertama yang diajukan ke meja hijau pengadilan rakyat Rwanda karena tindak kriminal yang dilakukannya ketika terjadi peristiwa ‘genocide’ di Rwanda.

Seperti diketahui, perang antar suku di Rwanda telah menyisakan banyak sekali kasus-kasus sadis dan memilukan. Sejumlah laporan menyebutkan, sekitar 800 ribu suku Tutsi dan Houto moderat dibunuh dalam pembantaian yang terjadi pada tahun 1994, di antara para korban tersebut terdapat sekitar ribuan orang yang bersembunyi di sejumlah gereja.!!?? [Dalam gambar terlihat kuburan massal di Nianza, Rwanda yang ditemukan pada tahun 2004] (ismo/AH)