Pelaksanaan wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah haji sudah kurang dari dua pekan lagi. Pada saat itu, dipastikan jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul. Saat ini, para jamaah calon haji tersebut sudah mulai memasuki kota suci Makkah Al Mukarramah. Kepadatan pun mulai terlihat di setiap sudut kota atau jalanjalan raya.

Kepadatan jamaah tersebut akan mengundang berbagai kerawanan, seperti kecelakaan lalu lintas, terpisah dari rombongan dan tersesat jalan, atau menjadi incaran pelaku kriminal. Selain itu, tentu juga ancaman penyakit akibat perbedaan suhu udara atau adanya pandemi flu babi hingga berdesak-desakkan saat beribadah, terutama ketika mencium Hajar Aswad. Untuk keselamatan dan kelancaran jamaah haji, ada bebe -ra pa tips yang bisa dilakukan saat mendekati puncak ibadah haji. Sebaiknya, para jamaah calon haji memerhatikan berbagai hal.

Tips pertama, hati-hati dan jangan lengah saat berada di jalan raya, terutama ketika hendak menyeberang jalan. Pahami benar adanya perbedaan sistem berkendaraan yang berlaku di sebelah kanan untuk Arab Saudi dan sebelah kiri untuk Indonesia. Tips kedua, jangan pergi sendirian untuk menghindari tindak kriminal. Ketiga, perhatikan tanda-tanda yang ada di pintu masjid agar tidak tersesat.

Jika memang harus menunggu rombongan, buatlah janji untuk bertemu di suatu titik dan tepatilah janji tersebut. Tips keempat, jika terpisah dari rombongan, segera mungkin menghubungi Sektor Khusus PPHI yang mudah ditemukan karena ada bendera Indonesia yang terpasang di atas bangunan tersebut. Jika tidak bisa, tunjukkan identitas pada askar untuk meminta bantuan menunjukkan pada petugas Indonesia.

Tips kelima, jangan serahkan tas kepada orang asing meski orang itu mengaku sebagai petugas haji. Tips keenam, jaga daya tahan tubuh dan perbanyak minum air putih serta mengenakan masker. Tips ketujuh, tingkatkan solidaritas dan sikap saling tenggang rasa antarsesama jamaah. Jangan menganggap jamaah negara lain sebagai saingan dalam beribadah. Para jamaah dari mana pun merupakan saudara seagama yang datang de ngan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ganti Nomor dan Menelepon Seperlunya
Komunikasi dengan keluarga di Tanah Air sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi jamaah haji di Tanah Suci. Apalagi, mereka yang memang tidak terbiasa berada jauh dari sanak-keluarga. Teman juga masuk dalam daftar orang yang ingin diajak berbagi informasi dan cerita. Rindu, rasa ingin tahu, dan ingatan terhadap rutinitas ketika di Tanah Air menjadi alasan yang cukup untuk tidak menahan keperluan berkomunikasi.

Saat ini, berkomunikasi dengan kerabat di Tanah Air sudah bisa dilakukan dengan mudah. Ada yang memakai fasilitas sambungan internet ( email, chatting, facebook, atau video call). Ada pula yang menggunakan piranti telepon genggam. Semuanya mudah. Namun, kemudahan berkomunikasi tersebut belum tentu sebanding dengan kocek yang harus dikeluarkan jamaah.

Mudah, belum tentu murah! Karena itu, berlaku bijak dalam berkomunikasi hendaknya harus diingat setiap jamaah. Untuk berkomunikasi, jangan asal bisa nyambung, namun juga harus diperhitungkan benar biayanya.

Ada cerita, seorang jamaah rutin melakukan panggilan telepon dengan keluarga setiap hari: pagi dan malam. Untuk kebutuhan melepas kangen atau menanyakan kabar itu, si jamaah bisa menghabiskan 10 riyal sampai 20 riyal. Jumlah uang sebesar itu tentu tidak murah. Ada beberapa tips bagi jamaah untuk bisa melakukan komunikasi dengan murah.

Tips pertama, lakukanlah komunikasi seperlunya. Jamaah hendaknya menahan diri untuk menelepon jika hanya untuk bersenda gurau atau hal-hal tidak penting lainnya. Tak jarang jamaah harus keluar uang banyak lantaran tak bisa menahan kebiasaan ngobrol ngalor-ngidul bersama teman atau kerabat.

Tips kedua, batasi tema pembicaraan. Jamaah tidak perlu berbicara panjang lebar tentang kabar yang ingin disampaikan atau didengar.

Tips ketiga, pilihlah waktu yang tepat agar tidak mengganggu kegiatan ibadah selama di Tanah Suci. Ingat, hal yang utama dari berhaji adalah beribadah. Memaksimalkan waktu untuk beribadah tentu lebih baik daripada membuang waktu un tuk mengobrol di telepon. Intinya, berkomunikasilah seperlunya.

Tips keempat, jamaah yang membawa telepon genggam lebih baik segera mengganti nomor seluler Arab sesampainya di Tanah Suci. Mengganti nomor lebih murah daripada tetap menggunakan nomor seluler dari Tanah Air. Setelah melakukan pergantian nomor, segeralah memberitahukan nomor terbaru kepada sanak saudara di Tanah Air.Kalau tidak terlalu mendesak, komunikasi hendaknya dilakukan melalui layanan pesan singkat (SMS) lantaran tarifnya lebih murah.

Sumber:http://www.republika.co.id