Seorang menteri dari kubu garis keras di pemerintahan Zionis, Israel berhasil meyakinkan kementerian luar negeri agar menolak permintaan para diplomat Israel untuk tidak terikat dengan protokoler yang mengharuskan mereka menerima para tamu di restoran-restoran yang menyuguhkan makanan yang dibolehkan menurut agama Yahudi (Kosher, seperti kata ‘halal dalam Islam-red) di luar negeri.

Surat kabar ‘Maarev’ yang terbit di Israel mengatakan, menteri perdagangan Elie Yesae, anggota partai religius garis keras, Syas berhasil meyakinkan kementerian luar negeri agar tidak memenuhi permintaan puluhan diplomat yang ditugaskan pemerintah Zionis di luar negeri untuk diizinkan mengadakan jamuan resmi di restoran-restoran yang tidak memiliki label ‘Kosher’. Seperti yang dirilis surat kabar itu dari Yesae, ia mengatakan, “Komitmen terhadap Kosher akan menjaga eksistensi bangsa Israel.”

‘Maarev’ lebih lanjut mengatakan, banyak kalangan duta besar mengeluhkan pelayanan kebanyakan restoran-restoran berlabel ‘Kosher’ tersebut di berbagai tempat di luar negeri karena hanya menyuguhkan menu makanan ‘Fast Food’ di bawah standar kelayakan untuk jamuan makan sekelas para diplomat.!!

Badan pengawasan makanan Yahudi melarang mengonsumsi daging babi, sebagian daging lainnya serta yang panas-panas. Demikian pula, melarang menggabungkan antara produksi susu dan daging dalam satu menu. Tradisi ketat di kalangan bangsa Yahudi juga bahkan melarang walau hanya sekedar memasuki restoran-restoran yang tidak menyuguhkan ‘Kosher’. Namun kebanyakan orang-orang Yahudi saat ini menganut paham sekuler dan banyak di antara mereka yang dengan sengaja mengabaikan kaidah-kaidah ‘Kosher’ dalam agama mereka.!! (ismo/AH)