Habis sepah manis dibuang.! Itulah barangkali ungkapan yang tepat terkait keputusan lembaga kerjasama internasional yang terdiri dari perwakilan negara eropa, Amerika, Serbia, Kroasia dan Bosnia. Pasalnya, secara mengejutkan, lembaga itu mengeluarkan keputusan mencabut kewarganegaraan sejumlah pejuang Arab yang telah gugur (baca: mudah-mudahan, mati syahid-red) dalam perang Bosnia-Serbia beberapa tahun lalu. Di antara nama yang disebutkan antara lain, Anwar Sya’ban, Dr.Abu al-Harits al-Liebi, Muhamad Yusuf (mantan pimpinan Mujahidin Arab), Muhammad Husni, Abu asy-Syahid at-Tunisi, Jaml Abu al-Ma’athi al-Mishri, dan lainnya.

Mantan juru bicara ‘Mujahidin Arab’, Abu Hamzah, yang berkebangsaan Syiria dalam keterangan persnya menyayangkan sikap pemerintah Bosnia tersebut. Keputusan itu dinilainya keterlaluan, sebab yang dicabut kewarganegaraannya bukan saja mantan mujahidin Arab yang masih hidup dan sudah menikah dengan wanita Bosnia di sana tetapi termasuk para mujahidin yang sudah mengorbankan nyawanya demi membela saudara-saudaranya di jalan Allah.!

Ia menilai keputusan itu hanya bersifat politis, tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negara itu. Keputusan itu sama sekali tidak ada relevansinya dengan tuduhan yang dilontarkan selama ini, bahwa para mujahidin Arab itu hanya menimbulkan persoalan di dalam internal Bosnia. Malah, berkat keberadaan para mujahidin tersebut lah, semangat jihad warga Bosnia kala itu meningkat sehingga kondisi yang ketika itu Bosnia hampir ditaklukkan dengan mudah oleh Bosnia menjadi berbalik. Penjajah kewalahan dan akhirnya angkat kaki. (almkhtsr/AH)