Para ulama al-Azhar mengecam bid’ah baru yang menyebutkan bahwa melakukan ritual haji dapat dilakukan dengan mengunjungi kota ‘Toba’ di Senegal, tepatnya dengan berziarah ke kubur ‘Ahmad Bamba’ yang meninggal dunia pada tahun 1927 H dan dikuburkan di kota tersebut. Sekitar ratusan ribu warga Senegal berbondong-bondong menyambut hajatan bid’ah sesat tersebut.

Ironisnya lagi, sekali pun dikabarkan penyakit kolera telah mewabah di sana, para peziarah seakan tidak menggubrisnya dan terus berdatangan dari berbagai pelosok negeri untuk melakukan ‘ziarah’. Akibatnya, sekitar 2054 orang terkena penyakit menular tersebut.

Berdasarkan laporan sebuah surat kabar berbahasa Arab (Mesir), bid’ah ini rupanya tidak disia-siakan oleh para pemimpin Sufi (aliran Tasawuf) di sana dengan menghimpun sumbangan dari para peziarah yang berduyun-duyun mendatangi kubur ‘Bamba’, terlebih lagi kuburan tersebut berada di lokasi dibangunnya masjid yang begitu megah.

Para ulama al-Azhar menolak bid’ah ini seraya mengomentarinya, “Sesungguhnya tempat tujuan haji adalah ke Baitullah al-Haram dan lokasinya di Mekkah al-Mukarramah, Kerajaan Arab Saudi.” Mereka juga menegaskannya dengan sabda Rasulullah SAW, “Tidak boleh mengadakan perjalanan –di antara sekian banyak masjid- kecuali ke tiga masjid saja; Masjidil Haram, Masjid al-Aqsha dan masjidku ini (masjid Nabawi).” Demikian pula dengan ayat al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 97. Dengan demikian, tidak ada tempat lain yang bisa menggantikan tempat pelaksanaan haji. Siapa saja yang melakukan selain itu, maka ia berdosa dan Allah akan menghisabnya dengan hisab yang teramat sulit.

Seperti diketahui, bid’ah seperti ini merupakan lanjutan dari rentetan bid’ah-bid’ah sebelumnya seperti bid’ah haji ke ‘Mekkah versi Kazakistan’. Hal ini semua merupakan ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam dan rukun-rukunnya. (ismo/AH)