فَإِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

“Sesungguhnya ummatku akan dipanggil pada hari Kiamat dengan wajah dan tangan yang bercahaya karena bekas wudhu, barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan ghurrah (warna putih di wajah)nya, maka lakukanlah.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَة

“Para muadzdzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim.)

ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلََّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلاَةَ يَوْمًا فَقَالَ: مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُورًا وَلاَ نَجَاةً وَلاَ بُرْهَانًا وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَف

Pada suatu hari Nabi a menyebutkan tentang shalat, beliau bersabda, “Barangsiapa yang memelihara shalat, maka ia akan menjadi cahaya, hujjah dan keselamatan baginya dari api nereka pada hari Kiamat, na-mun barangsiapa yang tidak memelihara shalat, maka ia tidak akan menjadi cahaya, hujjah dan keselamatan baginya, dan pada hari Kia-mat (ia akan dikumpulkan) bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalf.” ( Shahih al-Musnad.)

بَشِّرْ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang selalu berjalan di kegelapan untuk menuju masjid dengan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak.” (HR. Muslim.)

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَى ذلِكَ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari tidak ada naungan, kecuali naunganNya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Azza wa Jalla, seorang laki-laki yang hatinya selalu bergantung kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karenanya dan berpisah karenanya, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun ia menjawab: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seorang laki-laki yang bersedekah dengan suatu sedekah, kemudian ia menyembunyikan sedekah tersebut, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diin-fakkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang menyebut nama Allah dalam keadaan sendirian lalu berlinanglah air matanya.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يقضي بَيْنَ النَّاسِ

“Setiap orang akan tetap berada di bawah naungan shadaqahnya hingga ia diputuskan perkaranya di antara manusia (di hari Kiamat).” (HR. ath-Thabrani)

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالاَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالاَخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa meringankan orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan meringankannya dari (kesulitan) dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi (kejelekan) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (kejelekannya) di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba selama dia mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim.)

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ

“Barangsiapa yang menunda (pembayaran hutang) orang yang kesulitan atau merelakannya, niscaya di hari Kiamat kelak Allah akan menaunginya di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya.” (HR. at-Tirmidzi dan ia berkata, Hasan Shahih.)

“Mengikat tali kendaraan dalam rangka jihad fi sabilillah, lebih baik dari pada puasa satu tahun. Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan sedang ribath di jalan Allah, maka ia akan aman dari ketakutan yang agung, Rizqi akan digiring kepadanya, aroma surga ditiupkan kepadanya, dan pahala mujahid akan di alirkan terus kepadanya hingga Allah membangkitkan dirinya.” (HR. ath-Thabrani)

“Barangsiapa yang rambutnya beruban dalam (membela) Islam, maka ia akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat kelak.” (HR. at-Tirmidzi)

“Barangsiapa yang terluka di jalan Allah, maka dia akan datang pada hari Kiamat kelak sedangkan baunya harum bak kesturi dan warnanya seperti warna Za’faran yang padanya ada tanda kesyahidan. Dan barangsiapa yang berdo’a mengharapkan mati syahid dengan ikhlas, maka Allah akan menganugerahkannya pahala mati syahid, meskipun dia meninggal di atas tempat tidurnya.” (HR. Ibnu Hibban, al-Hakim dan ia menshahihkannya)

“Orang yang mati syahid di sisi Allah memiliki enam sifat, diampuni dosa-dosanya sejak awal pemberangkatan (ke akhirat), melihat tempatnya di surga, diselamatkan dari adzab kubur, aman dari (hari) ketakutan yang agung, diletakkan di atas kepalanya tahta kehormatan, yakni satu batu permatanya lebih baik daripada dunia dan seisinya, akan dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari dan (diizinkan) untuk memberi syafa’at kepada tujuh puluh dari sanak saudaranya.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani.)

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkan (cuek terhadapnya). Barang-siapa yang membantu saudaranya, maka Allah akan membantunya. Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan hari Kiamat. Dan barang siapa yang menutupi (kejelekan) seorang muslim, maka pada hari Kiamat kelak Allah akan menutupi (kejelekan)nya.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (kemewahan) karena tawadhu’ sedangkan dia mampu, maka Allah akan memanggilnya pada hari Kiamat di atas kepala para makhluq, sehingga Allah memilihkannya untuk memakai perhiasan iman, mana saja yang ia kehendaki.”(HR. al-Baihaqi)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang beliau riwayatkan dari Allah Ta’ala bahwa Dia berfirman, “Demi KeperkasaanKu, Aku tidak kan mengumpulkan dua ketakutan dan dua keamanan pada hamba-Ku, apabila dia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberinya kamanan di hari Kiamat, dan apabila dia merasa aman dari (adzab)Ku di dunia, maka aku akan memberinya ketakutan di hari Kiamat.” (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Hibban)

“Barangsiapa yang ketika mendengarkan adzan lalu ia mengucapkan maka dia berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat.” (HR. al-Bukhari.)

“Tidaklah seorang dari ummatku bersabar atas kesusahan dan kesulitan kecuali aku akan memberi syafa’at atau menjadi saksi baginya di hari Kiamat kelak.” (HR. Muslim.)

Abdur Rahman