BANDAR SERI BEGAWAN–Kementerian Agama Brunei Darussalam menolak usulan pendirian “zone alkohol” yang diperuntukan bagi turis yang berkunjung ke negara itu. Menurut Menteri urusan Agama Brunei, Zain Serudin, pemerintah lebih peduli pada “murka Allah” ketimbang dolar yang bakal mengalir dari turisme dan penjualan alkohol.

“Kami lebih takut pada murka Allah,” katanya. “Murka itu tak hanya akan menimpa peminumnya saja, tetapi juga yang lain yang permisif terhadap minuman haram itu.”

Usulan “zone alkohol” datang dari balik Gedung Parlemen. Adalah anggota parlemen Goh King Chin yang pertama mengajukan usulan itu. Tujuannya, adalah untuk menservis turis asing yang datang ke Brunei dan ingin meminum minuman keras, hal yang di negeri mereka dianggap biasa.

Lontaran Goh sempat memancing polemik selama sepekan lalu di Brunei. Pro dan kontra mengalir di negeri yang hampir 100 persen penduduknya beragama Islam dan selama ini “adem ayem” saja. Penegasan Menag ini dianggap sebagai “siraman air dingin” dalam polemik yang menghangatkan warga di negara berpenduduk kurang dari satu juta jiwa itu.

Zaid menegaskan, turis yang ingin meminum minuman keras silakan dilakukan di negeri asalnya sebelum dan sesudah berkunjung ke Brunei. “Di sana, jangankan meminum, mau mandi minuman keras juga silakan,” ujarnya.

Menurutnya, sekali bersikap permisif, maka buntutnya akan panjang. “Hari ini minta zone bebas alkohol, besok zone prostitusi, lusa zone kasino. Kita tak perlu itu semua. Kita hanya perlu Brunei yang penuh damai, atau “rumah damai” bagi semua,” ujarnya.(rpblk/an)