bunga-cintaRubrik senyum kali ini adalah sebuah cerita nyata yang terjadi di sebuah rumah tangga. Kisah ini saya dengar dari seorang yang langsung mendengarnya dari tetangga rumah korban.

Berawal dari permasalahan kecil yang terjadi antara suami istri, maka sang suami memarahi istrinya. Merasa disalahkan, sang istri mengangkat suara tak kalah tinggi dari suara suaminya. Sang suami merasa geram melihat pembangkangan dan perlawanan sang istri, ia pun lalu berkata: “Berani ya?!!!”, sambil menahan amarahnya, ia berkata lagi: “Jika berani melawan, aku akan lemparkan kau ke lumpur”

“Lakukan!!!, jika kau berani” jawab sang istri dengan menampakan keberaniannya.

“Oh…begitu” kata sang suami sambil mendekati sang istri. Setelah itu, sang suami pun langsung mengangkat istrinya dan membawanya keluar rumah.

Sang istri hanya bisa pasrah dan berperasangka baik, bahwa sang suami tidak akan tega dan tidak akan berani melakukan hal tersebut.

Namun sang suami dengan kemarahannya yang begitu sangat, ia ingin menunjukan ketegasannya kepada sang istri, ia langsung melemparkan istrinya ke tanah Lumpur dekat rumahnya, jederrrr…, a…a…aduh…h..h., teriak sang istri.

Setelah bergumul dengan Lumpur, sang istri bangkit dengan perasaan sedih dibarengi penyesalan akan apa yang terjadi. Ia kembali ke rumahnya dan membersihkan diri dari Lumpur yang memenuni badannya.

Keluarga yang melihat kejadian tersebut berkata kepadanya: “Ya fulanah, seandainya aku yang diperlakukan seperti itu, maka aku akan pergi dari rumah (minta cerai)”.

Setelah kejadian itu maka sang istri tidak lagi terlalu berani melawan sang suami.

Catatan: 

Ketegasan sang suami terhadap istrinya tidak diragukan lagi adalah sebuah keharusan yang menunjukan bahwa ia adalah seorang pemimpin pada keluarganya, akan tetapi ketegasan yang berlebihan, bahkan melakukan adegan-adegan berbahaya yang bisa memperkeruh keadaan tidak dibenarkan. Allah ta’ala telah menjelaskan bagaimana seorang suami mengatasi pembangkangan sang istri di dalam al-Qur an surat An-Nisa: 34 dan juga bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan tentang hal itu di dalam sunnahnya.

[Kisah nyata]