At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan dalam prinsip ke-87 dari Nawadir al-Ushul:
Bercerita kepada kami Yahya bin Hubaib dari Adi, ia mengatakan berdasarkan penuturan Bisyr al-Mufashshal, dari Auf, dari al-Hasan, bahwa ia mengatakan, “Telah sampai berita kepadaku dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bahwa beliau bersabda,

قَالَ رَبُّكُمْ عَزَّ وَ جَلَّ : لَا أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِي خَوْفَيْنِ وَ لَا أَجْمَعُ لَهُ أَمْنَيْنِ . فَمَنْ خَافَنِي فِي الدُّنْيَا أَمِنْتُهُ فِي اْلآخِرَةِ وَ مَنْ أَمِنَنِي فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ فِي الْآخِرَةِ

“Tuhan kalian عَزَّ وَ جَلَّ berfirman, ‘Aku tidak menghimpun pada hambaKu dua ketakutan dan Aku tidak menghimpun padanya dua rasa aman. Barangsiapa yang takut kepadaKu di dunia, maka aku memberinya rasa aman di akhirat dan barangsiapa yang merasa aman dariKu di dunia, maka Aku memberinya ketakutan di akhirat.” (Imam al-Qurthubi, “at-Tadzkirah Fi Ahwal al-Mauta wa umur al-Akhirath”, 1/32)

Ya, keamanan di akhirat, merupakan bagian dari buah ketakutan seorang hamba kepada Rabbnya di dunia. Ketakutannya itu tercermin dalam kepatuhan dan ketundukannya terhadap perintahNya, juga tercermin dalam ketidakberaniannya untuk melanggar laranganNya. Maka, patutlah ia nantinya ditempatkan di tempat yang paling aman lagi nyaman di akhirat, yaitu Surga, sebagai balasan baginya atas rasa takutnya kepada Rabbnya sewaktu hidup di dunia.

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (al-Bayyinah: 8)

Karena itu, maka marilah kita terus bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam memupuk pohon ketakutan kepadaNya di dunia agar tumbuh subur, semoga kita di akhirat nantinya dapat memetik buahnya.