kutuSeorang teman bercerita tentang masa lalunya ketika berada di pondok pasantren, tepatnya ketika ia duduk di bangku mutawashithah atau setara SMP. Santri di pondok itu berasal dari daerah yang berbeda-beda, sehingga terkadang timbul kesalah-pahaman di sebabkan karena bahasa mereka yang berbeda satu dengan yang lain.

Pada suatu hari seorang santri yang berasal dari daerah Cikampek berbaring di atas kasur, tiba-tiba ia melihat seekor kutu busuk, ia pun berteriak : “Bangsat…ada bangsat…ada bangsat”.

Santri lain yang mendengar pun berlarian ke arahnya. Kebetulan teman-temannya yang berdatangan tersebut berasal dari daerah Garut. Mereka memahami bahwa bangsat artinya maling.

Ketika mereka sampai kepada sumber suara, mereka pun langsung bertanya dengan nafas yang terengah-engah: “Mana Bangsatnya?…… mana bangsatnya?”.

Santri yang berteriak pun berkata: “Ini lihat”, seraya menunjukan seekor kutu busuk yang ia temukan di kasurnya.

Melihat hal itu, anak-anak santri tertawa dan bertanya kepadanya arti bangsat yang ia maksud.

(Cerita Nyata Dengan Sedikit Penambahan)