Siapa yang tidak pernah sakit? Setiap kita pasti pernah sakit. Bagi seorang mukmin, sakit bukanlah kehinaan. Tapi sebuah kemuliaan yang diberikan Allah. Karena sakit menjadi wasilah dihapusnya dosa-dosa seorang mukmin.

Namun demikian bukan berarti kita berdiam diri tidak berbuat apa-apa. Pasrah tidak berikhtiar sama sekali mencari sebab-sebab kesembuhan. Ini tentu pola pikir dan cara yang keliru. Bertentangan dengan petunjuk dan ajaran Nabi.

Selain ikhtiar mencari kesembuhan secara medis. Kita juga harus banyak-banyak membaca doa kesembuhan. Doa sendiri secara dzatnya adalah ibadah yang agung. Sehingga kondisi sakit pun tidak menjadi sebuah alasan kita rehat dari ibadah. Tapi kita tetap bisa meraih banyak pahala dengan ibadah yang satu ini. Di samping harapan kesembuhan dari sakitnya akan semakin terbuka lebar.

Dari Utsman bin Abi al-Ash, dia menceritakan bahwa Nabi datang menemui dirinya. Lalu dia berkata, “Saya sedang sakit dan hampir saja membuatku meninggal dunia.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Usaplah dengan tangan kananmu (bagian yang sakit) sebanyak tujuh kali dan baca:

أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ

A’UUDZU BI’IZZATILLAAH WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA A JIDU

“Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang aku rasakan.”

Utsman berkata, “Lantas aku melakukan hal itu, maka Allah menyembuhkan penyakitku. Aku juga menyuruh keluargaku dan yang lainnya untuk melakukan hal yang sama.” (HR. Abu Dawud, no. 3891, Hadits shahih)