Pertanyaan:

Manakah yang lebih besar dosanya, bid’ah atau maksiat?, (karena banyak) orang-orang yang mempergunakan cara-cara bid’ah dalam berda’wah untuk mengurangi kemaksiatan dan memalingkan manusia darinya.

Jawaban:

Bid’ah adalah maksiat plus, dari segi dampak yang ditimbulkan dan dari segi eksistensinya yang mana ia merupakan kelancangan terhadap Allah ta’ala dan Rasulnyashallallahu ‘alaihi wasallam, maka (dari kedua segi ini) bid’ah lebih berbahaya. Sampai-sampai sebagian ulama (seperti Hasan Al-Bashri -red) berkata: “Tidak Ada taubat bagi seorang ahli bid’ah”. Ini dikarenakan bahwa bid’ah itu menyebar, dan untuk membendung atau menghentikannya sulit setelah penyebarannya. Apa lagi biasanya bid’ah itu dibungkus dengan perkara emosional atau perasaan, dan kalian mengetahui bahwa emosional atau perasaan seorang muslim kepada Allah dan RasulNya sangat kuat. Bisa jadi bid’ah lebih besar dosanya dari pada maksiat atau sebaliknya, ini tergantung kondisi maksiat dan bid’ah itu sendiri. Namun jika keduanya sama atau setara, maka dampak yang ditimbulkan bid’ah lebih parah dan lebih berbahaya bagi seorang muslim.

(Sumber: kitab silsilah Al-Liqa-aat Al-Bab Al-Maftuh li Syaikh ‘utsaimin 34/131)