NASH HADITS

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

 “Siapa dapat menjaga apa yang ada diantara dua rahang (yakni lisan), dan apa yang ada diantara dua kaki (yakni kemaluan), maka aku jaminkan untuknya surga.” (HR. Bukhari no. 6474).

 

SYARAH HADITS

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Sabda Nabi (لَحْيَيْه) dengan mem-fathah-kan huruf lam dan men-sukun-kan huruf ha, yakni dua rahang yang ada di kedua sisi mulut. Dan maksud sesuatu yang ada di antara keduanya ialah lisan, serta setiap ucapan yang keluar darinya. Sedangkan apa yang ada di antara dua kaki ialah kemaluan.” (Fath al-Bari, 14/620).

Ibnu Bathal rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa ujian terbesar bagi seorang hamba di dunia ada pada lisan dan kemaluan, barangsiapa menjauhkan diri dari keburukannya, sungguh ia telah menjauhkan diri dari keburukan terbesar.” (Syarh Ibnu Bathal, 10/186).

 

DUA PINTU KEBINASAAN

Dalam riwayat lain disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan akhlak mulia’. Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, maka beliau menjawab, ‘Mulut dan kemaluan’.” (HR. at-Timidzi no. 2004, Ibnu Majah no. 4246, Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 294).

Adapun antara dosa mulut dan dosa kemaluan, maka dosa mulut lebih banyak jenis dan ragamnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

إِنَّ أَكْثَرَ خَطَايَا ابنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

“Sesungguhnya kebanyakan kesalahan anak Adam, ada pada lisannya.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dinilai shahih oleh al-Albani).

 

DOSA LISAN

Banyak sekali dosa yang diperbuat oleh lisan, diantaranya:

1. Kalimat kufur

Ini merupakan dosa yang mengekalkan pelakunya di dalam neraka, kecuali mereka yang bertaubat, atau mereka yang dipaksa mengucapkan kekufuran sedang hatinya tetap tenang dalam keimanan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa (berkata) kufur padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan (maka dia tidak berdosa), tetapi orang yang ridha (hatinya) dengan kekufuran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. (QS. an-Nahl: 106).

 

2. Berdusta

Banyak berdusta, bersumpah palsu, apalagi berdusta atas nama agama dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan dosa yang mendapat ancaman neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa membuat kedustaan atas nama diriku, maka persiapkanlah dirinya untuk masuk ke dalam neraka. (HR. Al-Bukhari).

 

3. Persaksian palsu

Saat ditanya tentang dosa apakah yang paling besar maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,

الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ. وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ، فَقَالَ: أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ

“Menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua.Kala itu beliau bersandar kemudian duduk dan mengatakan, “Dan perkataan dusta dan persaksian palsu. Sungguh perkataan dusta dan persaksian palsu. (HR. Al-Bukhari no. 5976).

 

4. Menyakiti orang lain

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dikatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah sering shalat malam, berpuasa di siang hari, beribadah, bersedekah, akan tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Beliau menjawab, ‘Tidak ada kebaikan padanya, ia termasuk penghuni neraka’. Kemudian para sahabat berkata, ‘Ada lagi fulanah yang hanya melakukan shalat wajib, bersedekah dengan sepotong keju, namun tidak pernah menyakiti siapa pun’ Beliau menjawab, ‘Dia termasuk penghuni surga’.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 119 dan Ahmad, 15/421. Dinilai shahih oleh al-Albani).

 

5. Ghibah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

“Ketika malam Isra Mi’raj aku melewati sebuah kaum yang memiliki kuku dari tembaga, mereka mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka, maka aku bertanya, ‘Siapa gerangan mereka wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (ghibah), dan merobek-robek kehormatannya’.” (Abu Dawud no. 4878 dan Ahmad, 21/53. Dinilai shahih oleh al-Albani).

 

6. Namimah (adu domba)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ

Tidak masuk surga para pengadu domba.” (HR. Bukhari no. 6056 dan Muslim no. 105).

 

7. Tuduhan palsu

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sungguh, orang-orang yang menuduh (berbuat zina kepada) perempuan-perempuan baik, yang tidak terbetik (kenistaan dalam hati mereka) dan beriman, mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat adzab yang besar. (QS. an-Nur: 23).

 

8. Berfatwa tanpa ilmu

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Katakanlah (Muhammad), ‘Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zhalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu berbicara atas (nama) Allah tentang apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-A’raf: 33).

 

9. Gampang mengumpat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ

“Seorang mukmin bukanlah seorang yang suka mencela, melaknat, berkata kotor, dan nista. (HR. at-Tirmidzi no. 1977).

 

10. Menyanyi dan bersiul

Menyanyi dengan iringan musik adalah sesuatu yang dilarang dalam agama kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan. (QS. Luqman: 6).

 

DOSA KEMALUAN

Adapun dosa kemaluan di antaranya ialah:

1. Zina

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra: 32).

 

2. Mendatangi dubur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا

“Terlaknatlah orang yang mencampuri istrinya melalui dubur.” (HR. Abu Dawud, no. 2162).

 

3. Mendatangi istri haidh

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor’. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid, dan jangan kamu dekati mereka (bercampur) sebelum mereka suci.” (QS. al-Baqarah: 222).

 

4. Homoseksual

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ

“Semoga Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth. (HR. Ahmad, 5/83). Beliau ucapkan tiga kali.

 

5. Masturbasi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

“Dan barangsiapa mencari(*) selain daripada itu (dengan zina dan semisalnya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. al-Mu’minun: 7).

 

6. Tidak cebok setelah kencing

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang dua orang yang diadzab kubur,

أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ

“Adapun yang pertama, maka dia diadzab karena tidak membersihkan bekas kencingnya. (HR. Bukhari no. 218)(Abu Ukasyah Sapto B. Arisandi).

………………………………………………………………….

(*)Yakni mencari tempat penyaluran syahwat yang halal dari istri dan budak perempuan.