Hasyim al-Asham -semoga Allah merahmatinya- berkata : Aku merenungkan firman Allah ta’ala,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Qs. az-Zukhruf : 32)

Maka, aku pun tahu bahwa pembagian jatah itu dari Allah ta’ala sejak dahulu kala, dan bahwa merasa sempit dada karenanya merupakan kepandiran (kebodohan). Maka, aku tak perlu hasad kepada seorang pun di antara manusia, dan aku pun merasa ridha dengan pembagian Allah ta’ala.

📚 (Muhammad al-Ghazaliy, “Ma’allah, Dirosaat Fii ad-Da’wah Wa ad-Du’aah, 1/377)